Krjogja.com - YOGYA - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) kembali menegaskan komitmennya terhadap pengabdian masyarakat melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan mengusung tema Padepokan KKN UST Tanpa Asap Rokok.
Wali Kota Yogyakarta, Dr (HC) dr H Hasto Wardoyo SpOG (K), saat pembekalan KKN beberapa waktu lalu, menyoroti tingginya pengeluaran masyarakat untuk rokok. “Kita menghadapi ironi, pengeluaran terbesar setelah makanan justru untuk rokok. Ini harus menjadi perhatian bersama, termasuk oleh institusi pendidikan,” ujarnya di depan 795 mahasiswa KKN.
Kepala LP2M UST, Prof Dr Hj Siti Rochmiyati MPd menegaskan bahwa mahasiswa harus menjadi agen perubahan di masyarakat. “KKN bukan sekadar kewajiban akademik, tetapi momentum untuk menyatu dengan masyarakat sekaligus membawa nilai-nilai edukatif yang mampu menginspirasi,” ucapnya saat membuka pembekalan KKN.
Baca Juga: PDPI Jawa Tengah dan RSUD Temanggung Berkolaborasi Edukasi Bahaya Rokok kepada Siswa
"Jaga laku, langkah dan lati...Jaga diri dan institusi". Para mahasiswa menyambut gagasan ini dengan menjadikan Padepokan Tanpa Asap Rokok sebagai gerakan bersama, menghadirkan pusat kegiatan tanpa asap rokok yang sehat dan bersih.
Program ini dikolaborasikan antar-padepokan KKN di DIY dan Jawa Tengah dengan misi menciptakan ruang aman dari rokok dan menyebarkan nilai hidup sehat. Bentuk kegiatan meliputi penyuluhan bahaya rokok di sekolah, dialog bersama tokoh masyarakat, penyebaran poster edukatif, serta pembentukan zona tanpa rokok di titik strategis seperti pos ronda dan taman bermain. “Gerakan ini adalah inovasi luar biasa yang patut dicontoh kampus lain,” tegas Wakil Rektor I UST, Dr Yuli Prihatni MPd dalam pelepasan mahasiswa KKN.
Yuli Prihatni menambahkan, gerakan ini bukan sekadar simbolik, melainkan katalis perubahan sosial. “Jika mahasiswa konsisten, akan tumbuh kesadaran kolektif di masyarakat tentang bahaya rokok. KKN kita menjadi katalis perubahan, bukan sekadar rutinitas akademik,” imbuhnya. Seluruh peserta KKN menandatangani Pakta Integritas Padepokan Tanpa Asap Rokok sebagai bentuk komitmen, disaksikan langsung oleh dosen pembimbing dan mitra desa.
Baca Juga: Dalam Dua Hari, Tiga Warga Bantul Meninggal Tidak Wajar
Kepala Pusat KKN UST, Dr Sigit Purnomo MPd menegaskan bahwa isu rokok dipilih karena menyentuh semua lapisan masyarakat dan memiliki dampak jangka panjang. Andre Rifal, salah satu mahasiswa KKN, menuturkan bahwa edukasi perlahan memberi dampak nyata. “Awalnya sulit, tapi setelah melibatkan anak-anak muda dan karang taruna, masyarakat mulai terbuka. Sekarang beberapa warga bahkan memasang papan ‘Zona Tanpa Asap Rokok’ di rumahnya,” ujarnya.
UST berharap gerakan ini dapat menginspirasi kampus lain dalam pengendalian konsumsi rokok di komunitas. Dukungan terhadap program KKN juga diwujudkan melalui kerja sama dengan PT Syamil Quran yang telah menyalurkan lebih dari 1.000 eksemplar Iqro dan Quran di lokasi KKN. Dengan komitmen moral dan akademik, Padepokan KKN UST Tanpa Asap Rokok menjadi bukti bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil menuju Indonesia yang lebih sehat dan bermartabat. (Dev)