Krjogja.com - YOGYA - Wasting merupakan kondisi di mana anak mengalami kekuranagn gizi akut yang dinilai dari indeks berat badan terhadap Panjang badan (BB/PB) atau tinggi badan (BB/TB) dengan nilai z-score
Meskipun angka kejadian wasting di Indonesia tidak sebanyak kasus stunting namun kondisi ini jika tidak ditangani dengan baik maka akan menambah kasus stunting baru. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menangani kasus wasting adalah dengan meningkatkan peran keluarga tidak hanya ibu melainkan ayah.
Tri Mei Khasana, S.Gz., MPH,Dosen Gizi di Universitas Respati Yogyakarta (Unriyo) mengajak para ibu untuk memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat dan adekuat agar anak tidak lagi menderita wasting. Tri Mei juga menyampaikan bahwa dalam memberikan MP_ASI harus dilakukan secara responsive dan tidak boleh memaksa.
"Keterlibatan peran ayah dalam praktek pengasuhan anak wasting juga memainkan peran penting, namun sayangnya intervensi gizi sering kali hanya melibatkan ibu sebagai pengasuh utama. Padahal, dalam banyak keluarga, keputusan terkait makanan, pengobatan, dan alokasi waktu untuk anak seringkali ditentukan oleh ayah," ungkapnya, Sabtu (2/8/2025).
Ayah dikatakan Tri Mei masih sering dianggap hanya sebagai pencari nafkah. Padahal studi menunjukkan bahwa keterlibatan emosional dan fisik ayah dalam pengasuhan anak dapat berdampak positif terhadap tumbuh kembang anak, termasuk status gizinya.
Ns. Muflih, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom yang juga dosen Unriyo menambahkan bahwa ayah dapat mengambil peran sebagai role model yang positif dalam keluarga terutama saat makan, sehingga anak akan belajar mengkonsumsi semua makanan tanpa pilih-pilih. "Selain itu ayah juga dapat membantu memastikan anak mendapatkan makanan bergizi yang sesuai kebutuhan, bukan hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga dengan ikut terlibat dalam perencanaan menu dan memberi contoh makan sehat," sambungnya.
Ketua tim pelaksana kegiatan pemberdayaan kemitraan masyarakat Unriyo, Listia Dwi Febriati, SST, M.Kes menambahkan dalam penataksanaan kasus wasting tidak boleh hanya dari segi pemberian nutrisi saja. "Namun harus memastikan agar anak tidak mudah sakit dengan praktek perilaku hidup bersih dan sehat serta memantau pertumbuhan dan perkembangan anak secara rutin di posyandu," tandasnya.
Kegiatan pendampingan ini dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember 2025 serta terlaksana berkat kerjasama Unriyo dengan Puskesmas Kalasan, Pemerintah Kelurahan Purwomartani dan support pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) tahun anggaran 2025. "Kami berharap bisa membantu semaksimal mungkin agar anak-anak kita menjadi generasi unggul bangsa di masa depan," pungkasnya. (Fxh)