Krjogja.com - YOGYA - Sebagai elemen penting dalam ekosistem perguruan tinggi, sejak awal mahasiswa baru didorong untuk menjadi insan yang inovatif, inspiratif, dan memiliki multi kompetensi, selain juga multi talenta. Hal ini penting di era disrupsi yang semakin kuat.
"Karenanya mahasiswa perlu belajar lintas bidang, tidak hanya terbatas pada bidang ilmu sesuai program studi yang dipilih, tetapi juga membuka diri untuk belajar pada bidang-bidang lain, termasuk mengasah soft skills," tutur Rektor ISI Yogyakarta Dr Irwandi MSn, Selasa (19/8) di Laboratorium Seni ISI Yogyakarta.
Baca Juga: Bridging Apotek Online, Percepat Layanan Farmasi Peserta JKN
Rektor membuka Sidang Senat Terbuka ISI Yogyakarta Penerimaan Mahasiswa Baru 2025-2026 dan Kuliah Perdana, "Soft skills sangat penting, menjadi bekal utama mahasiswa di masa depan," tegas Rektor di hadapan 1.700 mahasiswa baru dari jenjang D4, Sarjana, dan Pascasarjana.
Irwandi memberikan contoh beberapa alumni, baik dosen maupun mahasiswa, yang telah menghasilkan karya monumental di tingkat nasional maupun internasional.
"Harapannya mahasiswa dapat memulai kuliah ini dengan semangat yang lebih besar. Sesuai nama untuk angkatannya, yaitu Ravantara, yang berarti cahaya pembawa petunjuk jalan. Ravantara menjadikan mereka contoh yang baik bagi mahasiswa seni masa kini," ujarnya .
Baca Juga: Public Lecture Rocky Gerung di UGM Dibanjiri Mahasiswa
Mahasiswa juga diminta tidak minder dengan tantangan baru, persaingan sumber daya manusia dengan perkembangan Artificial Intelligence (AI).
"AI bukan untuk dilawan, tetapi untuk dirangkul dan dimanfaatkan. Justru seni adalah hal yang tidak bisa tergantikan oleh AI—khususnya pada sisi ide, kreativitas, dan orisinalitas," tandasnya.
Maka mahasiswa akan.didorong menjadi inovator dan inisiator, dengan memanfaatkan AI sebagai pendukung.
"Mereka harus mampu berkolaborasi dengan AI.Seperti dalam kuliah umum di Seoul National University, mereka menunjukkan bagaimana bersahabat dengan AI sehingga dapat melahirkan berbagai varian karya baru dan metode penciptaan baru—bukan hanya mengandalkan manusia semata, tetapi berjalan berdampingan dengan AI," jelasnya.
Selanjutnya Kuliah Perdana oleh Prof Dr. Drs Nur Sahid M.Hum.
"Selamat pada mahasiswa baru dari seleksi ketat 9.300 pendaftar. Kuliah perdana mengangkat kolaborasi yang sesuai dengan visi ISI Yogyakarta sebagai Perguruan Tinggi Seni Tertua dan Terbesar di Indonesia menjadi Perguruan Tinggi Seni Kelas Dunia," tegas Rektor. (Vin)