Krjogja.com – SLEMAN – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada menggelar peringatan Dies Natalis ke-70 di Auditorium Herman Johannes, Kamis (18/9).
Acara yang dihadiri pimpinan universitas, sivitas akademika, dan mahasiswa itu mengusung tema "Transformasi Sains dan Teknologi Menuju Indonesia Emas 2045".
Baca Juga: Polresta Cilacap Tangkap Lagi 19 Perusuh, Total Kerugian Kerusuhan Rp 6,5 M
Rektor UGM Prof. Ova Emilia menekankan pentingnya sains dan teknologi untuk menjawab tantangan bangsa. Menurutnya, pengembangan ilmu tidak bisa dilepaskan dari kerja lintas disiplin dan harus membawa manfaat bagi masyarakat.
"Transformasi tidak hanya soal teknologi, tapi juga nilai kemanusiaan. Kolaborasi menjadi kunci agar hasil riset benar-benar berdampak," ujarnya. Lebih lanjut, Ova juga menambahkan bahwa FMIPA UGM juga memiliki persentase peneliti yang sangat besar, terutama di lingkungan Universitas Gadjah Mada.
"Hal ini mencerminkan bahwa dengan banyaknya peneliti unggul, tentu akan mampu melahirkan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi bangsa," tutur Ova, saat sedang memberikan ucapan selamat di Auditorium Herman Johannes FMIPA, Kamis (18/9), dikutip dari laman resmi UGM.
Baca Juga: Kabupaten Bantul Raih Penghargaan GM- DTGI Award 2025
Dekan FMIPA, Prof. Kuwat Triyana, menyebut sejumlah capaian fakultas, antara lain meningkatnya jumlah mahasiswa baru, waktu tunggu lulusan yang relatif singkat sebelum bekerja, serta lebih dari seratus penelitian yang dilakukan sepanjang tahun ini. FMIPA juga mulai mengembangkan sistem manajemen berbasis kecerdasan buatan dan memperluas pengabdian masyarakat lewat teknologi tepat guna.
Acara dilanjut dengan orasi ilmiah dari Dr. Teguh Suroso, peneliti Pertamina Hulu Energi. Ia menekankan perlunya kemitraan industri dan kampus dalam pengembangan sumber daya manusia dan inovasi teknologi, khususnya di sektor energi.
"Perguruan tinggi bisa menjadi mitra strategis dalam riset transisi energi, sekaligus menyiapkan lulusan yang lebih siap menghadapi kebutuhan industri," kata Teguh. (*)