UST Dorong Pemberdayaan Pengrajin Kayu Sentolo Lewat Program Pengabdian kepada Masyarakat Kemendiktisaintek 2025

Photo Author
- Rabu, 24 September 2025 | 18:50 WIB
Pengrajin kayu di Dusun Sentolo, Kulonprogo, mempraktikkan keterampilan menggunakan mesin bubut dalam program pendampingan yang digagas tim UST. (Istimewa)
Pengrajin kayu di Dusun Sentolo, Kulonprogo, mempraktikkan keterampilan menggunakan mesin bubut dalam program pendampingan yang digagas tim UST. (Istimewa)

Krjogja.com - KULONPROGO - Arus modernisasi yang semakin pesat tak membuat para pengrajin kayu di Dusun Sentolo, Kulonprogo, tertinggal. Melalui program pengabdian masyarakat, mereka kini didorong untuk bertransformasi dengan dukungan teknologi digital dan mesin modern, tanpa meninggalkan kearifan lokal yang sudah mengakar.

Program ini digagas tim dosen Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta melalui skema hibah Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) yang didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek). Kegiatan berlangsung pada 7 Agustus 2025 dengan melibatkan dosen dan mahasiswa lintas program studi.

Tim pengabdi terdiri dari Dr. Widodo, M.Pd. sebagai ketua, dengan anggota Dr. Desy Rufaidah, M.Pd., dan Umi Wahidah, S.E., M.Ak., AWP., CCFE. Mereka juga melibatkan mahasiswa Rifky Rifandi, Risang Katon Kintoko, Gani Nugroho dari Prodi Pendidikan Vokasional Teknik Mesin dan Nila Sinta Yofita dari Program Studi Ekonomi. Program ini bertajuk “KAYURI (Kayu Kreatif Inovasi): Pemberdayaan Greenpreneur Pengrajin Kayu Melalui Optimalisasi Mesin Bubut dan Pemasaran Digital.”

Baca Juga: Prakiraan Cuaca DIY Kamis, 25 September 2025, Waspada 4 Wilayah Ini Akan Turun Hujan

Menurut Dr. Widodo, potensi pengrajin Sentolo sangat besar ketika dipadukan dengan teknologi modern. “Jika keterampilan tangan pengrajin dikombinasikan dengan dukungan mesin dan pemasaran digital, daya saing produk bisa meningkat baik di pasar lokal maupun internasional,” ujarnya.

Dalam program ini, pengrajin dibekali pendampingan intensif mulai dari pengembangan desain produk, pemanfaatan mesin bubut dan laser untuk ukiran presisi, strategi branding, hingga pemasaran digital melalui marketplace, website, dan media sosial. Tujuannya, agar produk lebih bervariasi sekaligus mudah dikenal konsumen.

Salah satu pengrajin, Saiful, mengaku sempat pesimis karena keterbatasan SDM dalam mengoperasikan mesin digital. Namun setelah mendapat pendampingan, ia mampu menghasilkan desain lebih variatif dengan kualitas presisi. “Sebelumnya produk kami monoton dan terbatas, kini bisa sesuai minat pasar,” katanya.

Baca Juga: Prediksi PSM Makassar vs PSIM Yogyakarta di BRI Liga Super 2025 Pekan Ketujuh

Selain melibatkan para pengrajin, program ini juga mendorong partisipasi anak muda untuk memperkuat sektor pemasaran digital. Hal ini diharapkan menjaga keberlanjutan usaha dan menumbuhkan semangat generasi muda dalam mengembangkan ekonomi kreatif lokal.

Program ini turut melibatkan Dinas Koperasi dan UMKM Kulonprogo. Produk yang dihasilkan diharapkan dapat dipamerkan di PLUT Kulonprogo. Belum lama ini produk tersebut dipamerkan dalam forum akademik, seminar nasional di UST yang dihadiri Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof. Abdul Mukti. Kehadiran pemerintah pusat menjadi sinyal positif bagi keberlanjutan pemberdayaan masyarakat berbasis perguruan tinggi. (Dev)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB
X