Teliti Paket Wisata Ramah Lingkungan dan Terjangkau Dosen STIPRAM Raih Pendanaan KEMENDIKTISAINTEK

Photo Author
- Jumat, 3 Oktober 2025 | 11:10 WIB
Dosen STIPRAM Raih Pendanaan KEMENDIKTISAINTEK  (istimewa)
Dosen STIPRAM Raih Pendanaan KEMENDIKTISAINTEK (istimewa)


Di tengah tren pariwisata berkelanjutan, penelitian terbaru mengungkap jika wisatawan domestik lebih menyukai paket wisata yang terjangkau, ramah lingkungan, dan melibatkan komunitas lokal secara interaktif. Studi yang dilakukan oleh tim peneliti Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta, Sri Wahyuni, SE., M.Ec.Dev dan Dr. Hani Ernawati, menyoroti pentingnya upaya menyeimbangkan harga, jejak karbon, dan pengalaman lokal dalam merancang paket wisata berkelanjutan.

“Meski kesadaran lingkungan semakin tinggi, wisatawan tetap mempertimbangkan keterjangkauan. Namun menariknya, mereka juga lebih menyukai aktivitas yang interaktif dan ramah lingkungan dibanding sekadar harga murah,” jelas peneliti utama.

Paket Favorit: Bersepeda dan Workshop Kerajinan

Lebih lanjut, Hasil penelitian menunjukkan bahwa wisatawan domestik tertarik pada paket wisata dengan harga sekitar Rp2 juta, yang menawarkan jejak karbon netral, serta aktivitas bersepeda dan workshop kerajinan. Disisi lain, aktivitas seperti menanam pohon atau homestay dinilai kurang menarik. Wisatawan lebih memilih pengalaman singkat yang edukatif dan kreatif dibanding aktivitas pasif atau tinggal bersama penduduk lokal.

Tren Baru: Ramah Lingkungan Jadi Pertimbangan

Jejak karbon menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan. Paket wisata dengan label netral karbon lebih dipilih dibandingkan opsi dengan pengurangan parsial atau tanpa kompensasi sama sekali. “Hal ini menunjukkan adanya perubahan pola pikir: wisatawan tidak hanya mencari liburan murah, tetapi juga peduli apakah perjalanan mereka ramah lingkungan atau tidak,” ungkap tim peneliti.
Dampak bagi Industri Pariwisata

Temuan ini memberikan arahan bagi penyedia jasa wisata di Indonesia. Penyusunan paket wisata perlu mempertimbangkan: harga kompetitif (sekitar Rp2 juta), menghadirkan aktivitas interaktif ramah lingkungan, melibatkan komunitas lokal dalam kegiatan. Selain itu, pemerintah daerah dan pelaku usaha pariwisata diimbau untuk mulai menstandarkan label jejak karbon dan memberi insentif pada paket yang benar-benar netral karbon.

Menuju Pariwisata Berkelanjutan

Penelitian ini menjadi langkah awal dalam memahami preferensi wisatawan domestik terhadap pariwisata berkelanjutan. Dengan fokus pada harga terjangkau, pengalaman ramah lingkungan, dan partisipasi komunitas lokal, sektor pariwisata Indonesia diharapkan mampu berkembang sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.

 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB
X