FGD Inovasi Alat Kesehatan Nasional di FT UNS

Photo Author
- Rabu, 8 Oktober 2025 | 20:15 WIB
FGD Inovasi Alat Kesehatan Nasional di FT UNS (Qomarul Hadi)
FGD Inovasi Alat Kesehatan Nasional di FT UNS (Qomarul Hadi)

Krjogja.com - SOLO - Industri alat kesehatan sangat membutuhkan inovasi berkelanjutan agar dapat mengikuti kebutuhan dunia kesehatan khususnya bagi Indonesia. Disamping itu juga untuk mempercepat tercapainya ketahanan dan kemandirian alat kesehatan nasional.

Kalau di bidang pangan selalu didengungkan perlunya ketahanan pangan, di dunia kesehatan Indonesia juga harus didorong adanya ketahanan alat kesehatan, ungkap dr. Randy H. Teguh, M.M, Ketua Umum Himpunan Pengembangan Ekosistem Alat Kesehatan Indonesia (HIPELKI) pada Focus Group Discussion “Inovasi Alat Kesehatan Nasional : "Analisis Komprehensif Kendala, Tantangan & Peluang" di Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Rabu (08/10).

Baca Juga: Harga Tiket PSS Sleman vs Kendal Tornado FC dan Link Belinya

FGD merupakan kerja sama antara Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI), Himpunan Pengembangan Ekosistem Alat Kesehatan Indonesia (HIPELKI) dan UNS.

Menurut dr Randy, alat kesehatan merupakan kategori produk yang memiliki banyak jenis dan padat teknologi, karena itu harus selalu didukung oleh inovasi, baik untuk produk jadi, komponen, bahan baku dan teknologinya.

Perkembangan teknologi alat kesehatan yang cepat dan tepat sasaran tidak hanya bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan dunia kesehatan akan tindakan medis, tetapi juga dapat menurunkan biaya pelayanan kesehatan yang membebani Indonesia saat ini.

Baca Juga: Ditemukan Bukti 12 Clurit, Warga Pleret Kena Sabetan Sajam

Seiring dengan hal di atas, Randy memberikan penghargaan atas terbitnya Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 35 Tahun 2025 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Sertifikasi tingkat komponen dalam negeri dan bobot manfaat perusahaan.

“Melalui Peraturan Menteri Perindustrian No.35 tahun 2025, Pemerintah memberikan pengakuan kepada investasi kekayaan intelektual (brainware) dalam bentuk kontribusi dalam perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk seluruh industri (termasuk industri alat kesehatan).

Hal itu merupakan langkah awal yang sangat positif untuk mendukung kegiatan inovasi alat kesehatan,“ ujar Randy.

Meskipun demikian, ia mengingatkan perkembangan inovasi alat kesehatan tidak cukup hanya diukur dari biaya riset, tetapi dari kapasitas pengetahuan dan inovasi yang dihasilkan.

“Inovasi alat kesehatan tidak akan mengalami kemajuan yang nyata bila lembaga pendidikan tidak terlibat secara aktif di dalamnya. Lembaga pendidikan dan industri merupakan bagian yang tidak terpisahkan di dalam ekosistem alat kesehatan dan harus dibangun secara bersama-sama," katanya.

Sementara dekan Fakultas Teknik UNS Prof. Dr. Ir. Wahyudi Sutopo, ST., M.Si. menegaskan, Fakultas Teknik UNS berkomitmen aktif memperkuat ketahanan industri alat kesehatan nasional, termasuk menyiapkan SDM unggul di bidang riset teknologi biomedis.

sebagai kelanjutan dari telah didirikannya Pusat Studi Teknologi Biomedis di LPPM UNS. FGD dibuka Wakil Rektor IV Prof Irwan Trinugroho SE MSc PhD.-(Qom)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB
X