KRjogja.com - YOGYA – Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) AMPTA Yogyakarta kembali menunjukkan komitmennya dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang kali ini berkolaborasi dengan Universiti Kuala Lumpur (UniKL) Malaysia.
Kegiatan bertajuk “A Collaborative Community Empowerment Program between STP AMPTA Yogyakarta dan UniKL Malaysia” ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Raudhotul Jannah (PPPA) Badowaluh, Poncosari, Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang diasuh oleh Sidiq Pramana Widagda, M.M dengan menghadirkan Prof. Ilham Sentosa dari UniKL sebagai narasumber utama.
Dalam paparannya, Prof. Ilham Sentosa menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi lintas negara mampu memperkuat kapasitas komunitas lokal.
Baca Juga: Menteri LH Dorong Transformasi Nasional: Sampah Jadi Energi Bersih untuk Indonesia Berkelanjutan
“Program ini bukan hanya tentang berbagi pengetahuan, tetapi juga tentang menumbuhkan kesadaran bahwa potensi wisata berbasis komunitas dapat menjadi sumber kesejahteraan yang berkelanjutan. Masyarakat adalah kunci dalam pengembangan pariwisata yang inklusif dan berdaya saing global,” jelas Ilham Santoso.
Dirinya juga menekankan pentingnya pendidikan vokasi pariwisata yang adaptif terhadap perubahan zaman dan teknologi, sehingga generasi muda di lingkungan pesantren dapat turut berperan aktif dalam memajukan daerahnya.
Program ini berfokus pada Pemberdayaan Masyarakat melalui pengembangan potensi wisata berbasis komunitas, mencakup empat sektor Utama.
Baca Juga: Candiloka 2025 'Selaras' Musik, Tradisi, dan Warisan Candi Berpadu dalam Satu Harmoni
Pada sesi Guiding dan Wisata Religi, Amalia Nurul Azizah, S.Tr.Par membagikan wawasan tentang pentingnya peran pemandu wisata dalam memperkenalkan nilai-nilai religi dan budaya lokal, serta bagaimana menciptakan pengalaman wisata yang berkesan dan edukatif bagi pengunjung.
Dalam sesi Kuliner Lokal, Setyo Prasiyono Nugroho, S.ST., M.Sc mengulas potensi kuliner tradisional sebagai identitas daerah. Melalui inovasi dalam pengolahan, pengemasan, dan promosi digital, masyarakat didorong untuk menjadikan kuliner lokal sebagai produk unggulan yang bernilai ekonomi.
Sementara itu, Fian Damasdino, S.IP., M.Sc menyampaikan materi mengenai Guest House dan Hospitality, dengan penekanan pada pentingnya pelayanan prima, kenyamanan tamu, serta standar kebersihan dalam pengelolaan homestay sebagai bagian dari wisata religi yang berdaya saing.
Baca Juga: PSS Sleman Ingin Beri Kemenangan di Depan Suporter Setianya, Ansyari Lubis Minta Hal Ini pada Pemain
Sebagai penutup, Hermawan Prasetyanto, S.ST., M.M membawakan topik Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Menghadapi Tantangan Pariwisata Modern. Materi ini memberikan motivasi dan pandangan strategis tentang bagaimana masyarakat dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi, tren wisata berkelanjutan, dan peluang ekonomi kreatif di sektor pariwisata.
Ketua STP AMPTA Yogyakarta Drs. Prihatno, M.M menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam mewujudkan education-based tourism yang inklusif dan berdaya saing global. "Melalui kerja sama internasional seperti ini, diharapkan masyarakat Poncosari dapat mengembangkan desa wisata religi yang mandiri, kreatif, dan berkelanjutan," jelas Prihatno.