Jakarta - Kulit bayi dikenal jauh lebih halus dan sensitif dibandingkan kulit orang dewasa. Namun, di balik kelembutannya, kulit bayi juga lebih rentan terhadap iritasi, ruam, dan eksim. Oleh sebab itu, menjaga kesehatan kulit bayi sejak dini menjadi hal penting agar fungsi pelindung kulit (skin barrier) tetap optimal.
Dokter spesialis anak, dr. Ian Sutedja, Sp.A, menjelaskan, kondisi kulit bayi yang belum berkembang sempurna membuatnya lebih mudah kehilangan kelembapan dan mengalami peradangan. "Kulit bayi membutuhkan perlindungan ekstra karena struktur lapisan kulitnya masih tipis," katanya.
tulah mengapa bahan-bahan seperti Ceramide, Oat, dan Mikrobiom sangat dibutuhkan untuk menjaga kelembapan dan kekuatan skin barrier.
Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Banyak Jalan Tol Sepi
Ian menambahkan bahwa ketiga bahan tersebut sebenarnya sudah lama dikenal dalam dunia dermatologi. Namun, umumnya digunakan secara terpisah. Ceramide berperan penting dalam memperkuat lapisan pelindung kulit, Oat membantu menenangkan kulit yang mengalami iritasi, sedangkan Mikrobiom berfungsi menjaga keseimbangan flora alami di permukaan kulit.
Pendapat ini sejalan dengan temuan riset yang tengah dikembangkan oleh Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB). Tim peneliti kampus tersebut meneliti potensi kombinasi Ceramide, Oat, dan Mikrobiom untuk menciptakan teknologi perawatan kulit bayi dengan sistem tiga lapis perlindungan.
Pendekatan ilmiah ini diharapkan mampu menjadi terobosan dalam menjaga keseimbangan kulit bayi yang sensitif terhadap perubahan lingkungan dan faktor eksternal.
Baca Juga: Ajang Asian Local Currency Bond Award 2025, BPJS Ketenagakerjaan Raih Dua Penghargaan Bergengsi
Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, menjelaskan, riset seperti ini merupakan bentuk kontribusi nyata dunia akademik terhadap masyarakat. "Kami ingin menjadi institusi pendidikan yang tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga berdampak langsung bagi masyarakat, khususnya di bidang kesehatan bayi dan anak," katanya.
Sementara itu, Dekan Sekolah Farmasi ITB, Prof. apt. Diky Mudhakir, S.Si., M.Si., Ph.D, menilai kolaborasi antara akademisi dan industri penting untuk mendorong kemajuan teknologi kesehatan di Indonesia.
"Sinergi ini menunjukkan bagaimana riset farmasi bisa menghadirkan solusi praktis bagi kebutuhan masyarakat, termasuk untuk kulit bayi yang rentan," ujarnya.