kampus

Pemenuhan Nutrisi Anak Masih Menjadi Permasalahan di Kawasan Asia Pasifik

Kamis, 27 Oktober 2022 | 00:50 WIB
Prof Dr H Hamam Hadi, MS, ScD, SpGK (kanan) salah satu keynote speaker usai menjawab pertanyaan sala satu peserta 4th APHNI.

Krjogja.com - YOGYA - Guna mendukung program pembangunan berkelanjutan atau dikenal dengan istilah Sustainable Development Goals (SDGs), Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Alma Ata pada Rabu (26/10/2022) menyelenggarakan konferensi internasional 'Asia-Pasific Partnership on health and Nutrition Improvement' yang keempat (4th APHNI) di The Rich Jogja Hotel. Tema yang diusung dalam kegiatan tersebut adalah 'Towards Achieving Health-Related Sustainable Development Goals (SDGs): Current situation and the next agenda'.


Pembangunan berkelanjutan atau sustainable development, sangat penting untuk memastikan kesehatan individu, promosi kesehatan serta nutrisi yang baik untuk segala golongan dan umur, baik semasa dalam kandungan hingga lanjut usia. Untuk mengatasi permasalahan kesehatan dan nutrisi yang ada pada SDGs tujuan: “end hunger, achieve good security and improved nutrition and promote sustainable agriculture”; “ensure healthy lives and promote well-being for all at all ages; dan “ensure availability and sustainable management of water and sanitation for all”, maka perlu masyarakat harus mengenal permasalahan yang ada serta mencari solusi terbaik.


"Jadi dalam konferensi ini tema utamanya tetap stunting. Kenapa? Karena sesuai lajur pendidikan kami di ilmu kesehatan dan permasalahan yang dihadapi masyarakat terberat saat ini adalah mencegah dan menghilangkan stunting. Permasalah terkait nutrisi saat ini masih menjadi masalah besar di kawasan Asia Pasifik dengan banyak hambatan dan tantangan yang dihadapi. Dengan konferensi ini kita ingin mencari solusi guna mengatasi permasalahan ini bersama 1200 peserta (online dan offline) dari Indonesia, Malaysia, Taiwan, serta beberapa negara lain," jelas dr Muhammad Abdurrahman Munir, Ketua Panitia Konferensi yang juga merupakan Dosen Jurusan Farmasi serta Ketua LP2M UAA Yogyakarta, Rabu (26/10/2022).


Berfokus pada penyediaan dana kesehatan yang lebih efisien, sistem sanitasi yang lebih modern serta kemudahan akses ke fasilitas pelayanan kesehatan dapat membantu dalam peningkatan mutu kesehatan juga tak luput dibahas. Berbagai strategi terus dikembangkan demi mempertahankan layanan kesehatan esensial. Hal ini menyebabkan penting SDGs ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa kesehatan manusia di dunia ini sudah terjamin dengan baik, begitu pula di Indonesia.


"Jaminan kesehatan anak dimulai dari sang ibu, karena pengasuhan ibu lebih baik dibanding orang lain. Dalam penelitian saya pengasuhan yang paling pas oleh ibunya sendiri, jadi seorang bayi sebaik-baiknya diberikan ASI ibunya sedari awal tidak terinterupsi sampai setidaknya 6 bulan. Dengan pemebrian ASI eksklusif bayi mendapatkan banyak keajaiban, karena bisa mencegah infeksi, pemenuhan zat gizi yang memadai sehingga bayi akan terprotek dengan terjadinya stunting," ujar Prof Dr H Hamam Hadi, MS, ScD, SpGK salah satu keynote speaker yang juga Rektor Universitas Alma Ata (UAA) Yogyakarta.


Pemerintah Indonesia saat ini telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang pelaksanaan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs. Peraturan tersebut juga merupakan komitmen agar pelaksanaan dan pencapaian SDGs dilaksanakan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh pihak. Hal ini didukung oleh International NGO Forum on Indonesian Development (INFID), dimana INFID dengan dukungan Ford Foundation dan bekerjasama dengan pemerintah Indonesia dengan tujuan untuk mengawal, melaksanakan dan mencapai SDGs di daerah.


Konferensi Ilmiah 4th APHNI mengambil tema SDGs dan berkolaborasi dengan akademisi dan praktisi dari mancanegara, yaitu John Hopkins University (USA), Universiti Kebangsaan Malaysia, Boromarajonani College of Nursing, Taipei Medical University, Prince of Songkla University, serta Right to Food Malaysia (HADAM) dan World Public Health Nutrition Association (WPHNA) yang terdiri dari bidang gizi, bidan, perawat, farmasi, kesehatan masyarakat dan administrasi rumah sakit untuk dapat memberikan wawasan baru terkait dengan penanganan masalah kesehatan dan nutrisi yang perlu diatasi kepada mahasiswa, akademisi, dan praktisi di fasilitas kesehatan.(*)

Tags

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB