kampus

Bedah Buku 'Berpaling Kepada Sistem Among' Guru Gagal Implementasikan Merdeka Belajar

Selasa, 25 Oktober 2022 | 20:17 WIB
Usai Bedah Buku, penulis buku, pembicara dan pejabat di UST foto bersama. (foto: jayadi kastari)

Krjogja.com - YOGYA - Merdeka Belajar itu sebenarnya dari Sistem Among/Among System konsep Ki Hadjar Dewantara, pendiri perguruan kebangsaan Tamansiswa.


"Guru  sampai sekarang masih gagal implementasikan Merdeka Belajar. Untuk itu, perlu merunut kembali dan mempelajari Sistem Among dengan jiwa merdeka dan kemandirian," kata Prof Dr Sutrisna Wibawa MPd selaku Ketua Dewan Pendidikan DIY  dalam Bedah Buku 'Berpaling Kepada Sistem Among' - Bunga Rampai Ketamansiswaan, Permuseuman dan Kemasyarakatan' karya Ki Bambang Widodo di kampus Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta, Jalan Batikan, Kamantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Selasa (25/10/2022).


Buku tersebut juga dibedah/dibahas Drs Octo Lampito MPd (Pimpinan Redaksi SKH Kedaulatan Rakyat dan KRJogja.com) dengan moderator Dr Hajar Pamadhi MA. Kegiatan tersebut diberi pengantar Tri Suparyanto MM (Ketua Penyelenggara), Dr drh Munawaroh (Ketua Umum PKBTS) dan dibuka Rektor UST Yogyakarta Prof Pardimin MPd PhD.


Bedah buku tersebut diikuti Ketua-utusan-peninjau cabang-cabang Tamansiswa se-Indonesia dalan momentum Kongres XXII Persatuan Tamansiswa, 25-28 Oktober 2022.


Menurut Prof Sutrisna Wibawa, kalau guru itu gagal atau belum berhasil mengimplementasikan Merdeka Belajar salah satunya disebabkan terbiasa petunjuk, panduan dari atas. Padahal Merdeka Belajar belajar secara merdeka, mandiri sesuai potensi diri, alam lingkungan, sosio-kulturnya. Guru harus ajur-ajer, asah-asih-asuh.


"Memperlakukan siswa atau peserta didik sebagaimana anak sendiri. Guru harus welas asih, ya among, momong, ngemong," ujarnya.


Sedangkan Octo Lampito, lebih banyak mengupas Sistem Among terkait dengan media. Sistem among harus diiplementasikan dengan realitas kekinian, terutama generasi milenial. Ki Hadjar Dewantara sendiri dengan konsep Sifat, Bentuk, Irama dan Isi (SBII) mengajarkan pentingnya generasi mengikuti dinamika zamannya.


Untuk itu, Sistem Among perlu diaktualisasikan agar implementatif sesuai tuntutan zamannya secara mandiri dan berjiwa merdeka.


Pada akhir bedah buku, Bambang Widodo berbicara dan mengingatkan, Sistem Among Ki Hadjar Dewantara sudah dikenal luas menjadi tantangan tersendiri  bagi Tamansiswa untuk terus kembali, menggali agar menjadi inspirasi bagi dunia pendidikan.


"Tamanswa jangan terbawa arus, Sistem Among bisa menjadi sumber nilai-nilai dan keteladanan." tandasnya. (Jay) 


 

Tags

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB