SLEMAN, KRJOGJA.com - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menjadi pembicara dalam Fisipol Leadership Forum Road to 2024 seri 1, Kamis (2/12/2021). Kang Emil menceritakan pengalaman yang dilalui saat memimpin Bandung dan kini di Jawa Barat.
Kang Emil menceritakan bagaimana ia sengaja membuka akses alun-alun di Bandung sebagai ruang publik untuk masyarakat. Ia menyadari bahwa masyarakat membutuhkan ruang untuk berinteraksi dan menyalurkan pendapat dan alun-alun akhirnya disadari sebagai ruang untuk mengakomodasi hal tersebut.
“Saya sempat didatangi warga saya, bilang terimakasih karena sudah membuka alun-alun yang dulunya dipagari. Ini penting karena tempat itu sebagai ruang untuk publik berinteraksi, bergaul, menyampaikan aspirasi atau apapun,†ungkap dia.
Emil juga mengungkap bagaimana ia dengan serius mengelola sosial media untuk menunjukkan sisi lain dalam kehidupannya sebagai manusia biasa. Hal tersebut perlu menurut Emil karena masyarakat harus mengetahui sisi menyeluruh dari pemimpinnya.
“Tapi tetap hati-hati juga agar tidak menghilangkan esensi kerja. Saya juga gabungkan kerja populis dengan teknokratis. Ini cara kami memimpin Jabar hari ini. Populis saja disukai tapi indeks tidak berubah, jadi harus seimbang juga. Politik tengah, semua diseimbangkan. Beberapa tahun lalu saat saya di Swedia, saya diperkenalkan sebagai gubernur Jawa Barat Indonesia yang followers instagramnya lebih besar dari jumlah warga negara Swedia. Ini lucu-lucuan saja,†ungkapnya tersenyum.
Emil juga menceritakan bahwa tahun 2022 ia akan berlabuh ke partai politik meski belum bersedia menyebut ke mana arahnya. Namun, ia akan memilih partai yang menurut dia merangkul dan jelas final dengan Pancasila.
Ia mengaku sudah berkeliling ke berbagai partai dan berdiskusi dengan ketua-ketua partai. “Saya tunjukkan gesture bahwa ingin berteman dengan baik dengan siapa saja,†sambung Emil.
Di depan audience luring dan daring, Emil juga menceritakan bagaimana ia tidak keluar modal apapun saat mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Barat. Ia mengakui mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak yang disebutkannya tak mengharapkan imbalan.
“Ini true story, tapi saya dibantu banyak orang. Saya tanya yang membantu saya, dia bilang hanya senang dengan Pak Ridwan. Sampai hari ini tak pernah ketemu minta proyek. Artinya dia mengamati kinerja sejak saya walikota Bandung. Dia memilih pengambil keputusan yang rasional sesuai ekspektasi. Bantuan tidak selalu identik dengan pamrih. 90 persen yang membantu saya pengusaha nasional di Jakarta. Sampai hari ini tidak minta macam-macam. Kita kerja benar saja, pasti ada hasilnya,†lanjutnya lagi.
Sementara, Dekan Fisipol UGM, Wawan Masudi mengungkap Ridwan Kamil merupakan narasumber pertama yang hadir dalam Fisipol Leadership Forum Road to 20246 yang dimulai hari ini. Ke depan, Fisipol UGM akan mengundang para tokoh yang bisa menginspirasi.
“Satu dua bulan akan digelar lagi mengundang berbagai tokoh bukan hanya politisi. Intinya kami ingin memberi inspirasi bahwa kepemimpinan Indonesia itu kaya banget. Kami riset 1,5 tahun dan selain terbitan buku kita perlu undang tokoh-tokoh itu. Siapa duluan, kami kebetulan dihubungi timnya Pak Emil akan berkunjung ke gubernur DIY jadi sekalian saja. Sesederhana itu saja. Rencanannya akan berseries, ini seri 1 mungkin akan ada berikutnya. Indonesia itu banyak pemimpin yang keren. Ini modeling di kami, kepemimpinan politik yang bisa menjadi role model,†tandasnya. (Fxh)