SLEMAN, KRJOGJA.com - Sebanyak 1.500 mahasiswa baru (maba) dan dosen Universitas Aisyiyah Yogyakarta (Unisa) turut menyatakan sikap menolak segala upaya pelemahan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mereka juga deklarasi perang melawan segala bentuk Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Hal ini didasari oleh indikasi semakin menguatnya upaya pelemahan (KPK) sebagai ujung tombak pemberantasan korupsi di Indonesia. Yang semakin hari, semakin tidak menemui titik terang.
"Aksi ini sebagai pernyataan sikap menolak terhadap segala upaya pelemahan Komisi Pemeberantasan Korupsi (KPK)," kata Wakil Rektor I UNISA Yogyakarta, Taufiq Qurrahman dalam keterangannya yang diterima KRJOGJA.com, Selasa (17/09/19).
Dijelaskannya, bahwa kesadaran pemberantasan korupsi adalah perjuangan yang dilandasi spirit Amar Maruf Nahi Munkar dan membutuhkan dukungan dari berbagai elemen masyarakat salah satunya perguruan tinggi.
Dalam aksi tersebut, pihaknya menekankan bahwa kejahatan korupsi adalah kejahatan besar. Dalam Al Quran korupsi adalah perbuatan perusakan, merusak sendi-sendi demokrasi.
Direktur Eksekutif Pusat Kajian Anti Korupsi (PUKAT) UGM, Hasrul Halili juga mengatakan, bahwa DPR sudah mengesahkan revisi UU No 30 Tahun 2002 tentang KPK, hal ini semakin jelas upaya untuk melemahkan KPK. Hasrul menilai, ketika bangsa ini tidak bisa menyelesaikan masalah korupsi, mahasiswa baru akan teraborsi cita-citanya.
Aksi penolakan sikap tersebut juga menggelar penggalangan tanda tangan untuk mendukung RUU KPK yang telah di sahkan. Hasrul mengajak kepada seluruh peserta aksi untuk melawan upaya pelemahan KPK."Hidup KPK" teriaknya diakhir orasi.