SEMARANG, KRJOGJA.com - Sejumlah guru besar dari 11 PTNBH (Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum) yang tergabung dalam Majelis Dewan Guru Besar (MDG) PTNBH menggelar seminar 4 hari di Semarang dengan tuan rumah Undip, Rabu sampai Sabtu (14-17/11).Â
Mereka membicarakan persoalan terkait jati diri bangsa mengingat kondisi masyarakat saat ini menunjukkan kurangnya kesadaran berbangsa dan bernegara serta semakin lunturnya rasa persatuan kesatuan dan keberagaman.
Ketua Majelis MGB PTNBH Prof Dr Ir Yusram Massijaya (UGM), ketua panitia seminar Prof Dr Iriyanto Widisuseno MHum ( Undip), Ketua Komisi Pengembangan Karakter dan Jatidiri Bangsa MGB PTNBH Prof Koentjoro (UGM), dan Ketua Komisi Pengembangan Karir Dosen Dewan Profesor Undip Prof Dr Sutejo Kuwat Widodo MSi menyatakan pertemuan di Semarang menyikapi situasi internal bangsa dengan indikasi krisis di berbagai bidang kehidupan.Â
Menurutnya, masyarakat Indonesia belakangan mengalami pelunturan atau terkoyaknya jati diri bangsa. Terlebih konstelasi politik menjelang pilpres 2019 semakin menjadi kondisi masyarakat semakin melupakan jati diri sesungguhnya bangsa ini.
“Realitas kita memang pluralisme tetapi bukan sebagai alasan terjadi pertentangan sehingga perlu merajut kembali yang belakangan sudah terkoyak di bangsa ini. Sehingga para guru besar 11 PTNBH UGM, Undip, ITB, IPB, UI, UPI, USU, UNAIR, UNPAD, Unhas, dan ITS melakukan kajian akademis tentang jati diri bangsa. Juga terkait peneguhan 7 pilar bangsa di antaranya Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ikha, UUD 1945, Budaya, Bahasa, dan Agama. Hasil kajian akademik kami segera kami sampaikan ke pemerintah sebagai masukan mengatasi persoalan bangsa†ujar Prof Yusram. (Sgi)