SLEMAN, KRJOGJA.com - Tantangan pendidikan Islam saat ini jauh berbeda dengan tantangan pendidikan Islam sebagaimana yang terdapat pada zaman klasik dan pertengahan.Â
Tantangan pendidikan Islam di zaman sekarang selain menghadapi pertarungan ideologi-ideologi besar dunia, juga menghadapi berbagai kecenderungan yang tak ubahnya seperti badai besar (turbulance).
Demikian diutarakan Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kemenag RI, Prof. Dr. M. Arskal Salim GP, M.A. saat melaunching Program Doktor Pendidikan Agama Islam (PAI) dan seminar nasional dengan tema 'Membentuk Karakter Bangsa Berbasis Pendidikan Islam†untuk mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, di gedung Prof. RHA. Soenarjo, SH., Kamis (19/4).
Penyelenggaraan Program Doktor Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta didasarkan pada Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Nomor 5463 tahun 2017. Untuk pengelolaanya dipercayakan kepada Prof. Dr. H. Maragustam, M.A. selaku Ketua Program Studi dan Dr. Sukiman, M.Pd. sebagai Sekretaris Program Studi.
M. Arskal Salim menuturkan, pendidikan agama berperan sebagai benteng kepribadian dan pembekalan hidup untuk andil dalam persaingan di kancah dunia. Sehingga diharapkan generasi milenial sekarang mampu menguasai teknologi untuk kemajuan umat Islam dan bangsa Indonesia.
"Agar mereka bisa ikuti prinsip “al muhafadzotu ala qodiimissolih wal akhdu biljadiidil ashlah†(mengkolaborasikan budaya terdahulu dengan budaya baru, dengan melestarikan tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik) dan bisa mengambil peluang-peluang strategis dalam melakukan dakwah Islamiyah yang ramah, toleran, dan damai “, tutur M. Arskal Salim.
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. KH. Drs. Yudian Wahyudi, M.A. menyampaikan program S3 harus mengembangkan struktur berfikir mahasiswa, sehingga mampu menjawab berbagai tantangan pendidikan Islam di era milenial, guna memperkokoh kehidupan berbangsa dan bernegara serta menguatkan NKRI berbasis pendidikan Islam.
"Diperlukan lisaning kaumm (gelar pendidikan) untuk membangun bangsa ini sesuai profesinya masing-masing. Kelebihan mahasisiwa S3 ini mampu membaca teks arab dan inggris, mempunyai kecakapan akademik writing, serta bisa memberi sumbangan pemikiran yang mencerahkan dan terbaru kepada masyarakatâ€, tutur Yudian Wahyudi.