kampus

Sebuah Kawasan Mudah Kekeringan Karena Ini

Jumat, 25 Agustus 2017 | 03:17 WIB

SOLO, KRJOGJA.com - Air hujan yang tidak tinggal lama di dalam tanah menjadi penyebab mudahnya di sejumlah daerah dilanda kekeringan. Tak hanya itu, cepatnya air meninggalkan tanah juga mendorong terjadinya sedimentasi dan erosi.

"Jadi kita harus berupaya bagaimana agar air bisa tinggal lama di dalam tanah," tandas Dr Ahmad MSi, mantan kepala Pusat Penelitian LingkungannHidup (PPLH) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Kamis (24/8/2017).

Selain melakukan gerakan membuat sumur-sumur resapan, masyarakat juga bisa didorong memperbanyak pembuatan lubang biopori. Tak kalah pentingnya melakukan penghijauan dengan menanam pohon yang sesuai. Sayang sampai sekarang program itu belum digarap secara maksimal. Bahkan ada kesan beberapa instansi bekerja sendiri-sendiri.

"Itulah sebabnya berita kekeringan dari sejumlah daerah dengan mudah dan cepat kita dengar. Tidak ada hujan beberapa saatnya saja sudah kekeringan," jelas Ahmad, staf pengajar Geografi FKIP yang baru saja meraih gelar doktor dari UGM Yogyakarta. Mestinya kekeringan terjadi setelah lebih dari dua musim kemarau.

Dr Ahmad menyebutkan cepatnya air meninggalkan tanah juga menjadi salah satu penyebab pendeknya umur waduk Gajah Mungkur Wonogiri karena dipenuhi sedimentasi. Salah satunya berasal dari DAS Keduang. Untuk menekan laju sedimentasi, di kaki sungai atau bagian hilir sungai telah dibendung.

"Air Keduang selanjutnya dialirkan langsung di bawah bendung," ujar Dr Ahmad. Langkah ini memang bisa mengurangi materi yang masuk ke waduk. Namun pendangkalan akan terjadi di Bengawan Solo. Hanya bedanya pengerukan relatif mudah dilakukan daripada di waduk.(Qom)

Tags

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB