SOLO (KRjogja.com) - Sejak Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo merintis pendirian museum berbagai pihak pun menaruh minat menyerahkan benda-benda koleksinya. Sementara dari lingkup internal UNS sendiri kesulitan untuk mendapatkan barang-barang yang memiliki nilai sejarah.
Sebagian benda bersejarah banyak yang hilang tak terlacak karena telah habis dilelang. Sesuai aturan, barang yang sudah tidak layak pakai harus dilelang. "Benda yang memiliki nilai sejarah UNS pun ikut dilelang," jelas Prof Dr Sahid Teguh Widodo, ketua tim pendirian Museum UNS kepada wartawan, Selasa (07/03/2017).
Dari sekian banyak benda yang diburu ada sebuah mobil dinas rektor yang bisa diselamatkan. Mobil Hartop itu dihibahkan ke Bakotlak SAR UNS dan kondisinya masih bagus. "Kami sudah melangkah untuk memproses mobil tersebut agar bisa masuk sebagai koleksi museum. Itu satu-satunya mobil dinas rektor yang masih ada," ungkapnya.
Untuk mewujudkan pendirian museum UNS Prof Sahid dibantu Dr Susanto dan seorang konsultan dari Belanda Sietske Rijtkema. Museum berada di Gedung Perpustakaan lantai 7. Menurut rencana Museum UNS akan dilaunching Menristekdikti M Nasir pada puncak peringatan dies natalis ke 41 pada 11 Maret mendatang.
Gagasan pendirian museum dilandasi pemikiran perlu adanya upaya pengumpulan dan pengamanan koleksi warisan sejarah UNS yang meliputi dokumentasi, konservasi, dan preservasi. Museum ini menjadi sumber pengetahuan baru sebagai penyeimbang, pendamping, dan identitas yang sangat dibutuhkan untuk mendukung World Class University.
Di dalamnya ada ruang visualisasi sejarah berdirinya UNS yang merupakan peleburan dari tiga Perguruan Tinggi Negeri yaitu IKIP Surakarta, Sekolah Tinggi Olahraga (STOk), dan Akademi Administrasi Niaga (AAN) Negeri Surakarta; dan 7 (tujuh) Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yaitu: PTPN Veteran Cabang Surakarta, Universitas Nasional Saraswati, Universitas Cokroaminoto (UNCOK), Universitas Islam Indonesia (UII) Cabang Surakarta, Universitas Tujuh Belas Agustus (UNTAG) Cabang Surakarta, Institut Jurnaslistik Indonesia Surakarta, dan Akademi Farming Surakarta.(Qom)