SOLO (KRjogja.com) - Prof Dr Bambang Setiaji MS memprediksikan ke depan banyak gelar guru besar berguguran karena tidak mampu memenuhi kewajiban menulis karya yang terpublikasi di jurnal terindeks scopus.
"Tugas itu sangat berat dan akan banyak guru besar berguguran," kata rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) usai menandatangai MoA dengan UiTM Malaysia, Kamis (02/02).
Prof Bambang secara pribadi mengaku berat untuk memenuhi peraturan baru soal guru besar yang akan diterapkan mulai 2017 tersebut. "Seperti saya ini merasakan berat karena sudah tua. Kalau menulis karya ya tentu kalah bersaing dengan yang muda-muda. Jadi ke depan akan banyak guru besar yang berguguran," tuturnya.
Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi mewajibkan para guru besar dan lektor kepala untuk menulis di jurnal internasional. Mengantisipasi kebijakan baru itu UMS menjalin kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi di dunia salah satunya UiTM Malaysia. "Kami akan berkolaborasi dengan UiTM. Salah satunya mendorong para doktor dan guru besar untuk berkarya hingga terpublikasi di jurnal internasional."
Kerjasama dengan UiTM, lanjut Prof Bambang besar manfaatnya karena memiliki fasilitas laboratorium lebih baik. Sementara lab UMS masih standar. Dengan memanfaatkan keunggulan itu dosen UMS bisa melahirkan karya yang lebih baik. Dan itu bisa dilakukan bersama dengan peneliti atau dosen UiTM untuk menembus scopus.
Keinginan serupa juga disampaikan rektor UiTM Sarawak Prof dato Dr Jamil Haji Hamali. Selain mendorong karya dosen ke jurnal internasional kerjasama juga untuk membuka program studi baru soal herbal. "Kami ingin mengembangkan herbal karena produk dari Cina semakin mahal. Selain itu kami tidak ingin obat kimia. (Qom)