KRjogja.com - TANGERANG - Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Kampus Universitas Terbuka (UT) mampu menjadi katalis positif untuk meningkatkan kompetensi lulusan. Oleh karena itu Dalam rangka mencapai visi Indonesia Emas 2045, pemerintah terus berkomitmen untuk mengimplementasikan pembangunan sumber daya manusia unggul dan berkualitas agar dapat memimpin negara di era digital.
Upaya strategis pembangunan SDM unggul ini tidak hanya menjadi tugas pemerintah, namun menjadi tugas dan tanggung jawab bersama melalui program peningkatan pendidikan, pengetahuan, keterampilan, serta sikap individu dari seluruh lapisan masyarakat. Aspirasi supaya MBKM dilanjutkan, diantaranya disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Terbuka (UT) Mohamad Yunus.
“Kami tetap berharap dilanjutkan,” katanya usai peluncuran Portal MBKM UT dan MBKM Expo di kampusnya pada Senin (29/4/2024).
Dia mengatakan, ada beberapa alasan, kenapa program MBKM patut untuk dilanjutkan. Diantaranya adalah lewat program tersebut, mahasiswa memiliki kesempatan untuk mendapatkan pengalaman lebih.
Baca Juga: Perpres 60/2023, Pemerintah Dorong Bisnis Ramah HAM dan Kesejahteraan Pekerja
Salah satu program MBKM adalah menempuh mata kuliah di luar program studi di kampus yang sama. Ada juga menempuh mata kuliah di kampus lain. Kemudian ada juga dalam bentuk program magang.
“Jadi menurut saya tidak ada kaitannya dengan pergantian Presiden. MBKM tetap dilanjutkan, karena memiliki selling point untuk mahasiswa,” tuturnya.
Dia mengakui bahwa program MBKM memang belum sekaligus dibuka untuk semua komponen atau keahlian.
Secara bertahap komponen atau keahlian program MBKM dibuka. Menyesuaikan dengan kemampuan pemerintah dan tempat yang menerima mahasiswa peserta MBKM. Pasalnya jika langsung dibuka dalam jumlah besar, dunia industri belum tentu siap diserbu sekian banyak mahasiswa.
Baca Juga: Misi Berbeda PSS vs Persib di Manahan, Hidup Mati Laskar Sembada Bertahan di Liga 1
Selain itu Yunus mengatakan, penyempurnaan program MBKM tentu perlu dilakukan. Diantaranya untuk di kampusnya, proses sosialisasi MBKM harus terus digalakkan. Pasalnya tidak sedikit mahasiswa di UT yang sehari-hari sudah bekerja. Jadi mereka sudah tidak ada waktu lagi untuk ikut MBKM, khususnya yang kategori magang.
“Mereka bingung membagi waktu dengan pekerjaan sehari-harinya,” jelasnya.
Sebelumnya dukungan supaya program MBKM juga disuarakan dari kalangan kampus swasta. Diantaranya disuarakan oleh Rektor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Prof. Yuda Turana. Dia mengatakan lewat program magang atau MBKM itu, bisa mendekatkan mahasiswa dengan dunia industri atau dunia kerja.
Sehingga kelak ketika mahasiswa itu sudah lulus, mereka sudah punya pengalaman dan kesiapan.