kampus

PPG UST Ajak Warga Kelola Sampah dari Sumbernya dengan Menerapkan Sistem Among dan Tri-Nga

Minggu, 2 Juni 2024 | 21:50 WIB
Kegiatan pengelolaan sampah bersama ibu-ibu PKK. (Istimewa)

Krjogja.com, YOGYA - Dosen dan mahasiswa PPG Prajabatan gelombang I tahun 2023 Universitas Sarjanawiyata Yogyakarta (UST) melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat (Abdimas) bertema 'Inkubator Pengelolaan Sampah dari Sumbernya Menuju Zero Waste' di Padukuhan Salakan RT 10 Potorono Banguntapan Bantul, beberapa waktu lalu.

Dr Dinar Westri Andini MPd, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) menjelaskan, program ini bertujuan melatih jiwa kepemimpinan mahasiswa sekaligus menjawab persoalan-persoalan yang ada di masyarakat. Selain itu, bertujuan mengajak seluruh warga agar lebih peduli tentang permasalahan sampah.

"Proyek ini dilakukan dengan menerapkan nilai-nilai Ketamansiswaan, yaitu Sistem Among dan Tri-Nga (Ngerti-Ngrasa-Nglakoni)," kata Dinar kepada Krjogja.com, Minggu (2/6/2024). Kegiatan diikuti oleh ibu-ibu PKK padukuhan setempat, termasuk Ketua PKK Dwi Sartikawati dan Dukuh Salakan, Jumali.

Dijelaskan Dinar, Sistem Among bertujuan memberikan tuntunan kepada masyarakat dan menghindari adanya paksaan-paksaan, menumbuhkan motivasi dalam diri dan mengimplementasikan kekeluargaan.

Sedangkan Tri Nga, berarti masyarakat 'ngerti' atau mengerti tentang apa yang dilakukan, 'ngrasa' atau merasa bagaimana jika hal ini dibiarkan, dan 'nglakoni'. "Artinya melakukan aksi nyata bersama-sama peduli sampah dan mengatasi persoalannya," jelasnya.

Yulita, selaku ketua tim projek kepemimpinan kelompok C menambahkan, bahwa pengelolaan sampah dari sumbernya di sini maksudnya adalah bagaimana cara mengelola sampah secara langsung dari ibu rumah tangga agar sampah tersebut memberikan nilai guna.

Dinar Westri Andini mengatakan, selain mengadakan sosialisasi, mahasiswa PPG Prajabatan UST juga mengadakan berbagai pelatihan dengan menghadirkan narasumber.

Pelatihan-pelatihannya bermacam-macam, seperti pelatihan membuat lilin dan sabun dari minyak jelantah, membuat ecoenzyme dengan bahan sayur dan buah yang bagus tapi tidak layak konsumsi, membuat pernak pernik dari kresek, dan membuat pot dan media tanam dari pampers bekas.

"Harapannya dengan pelatihan tersebut, pola pikir lama warga yaitu membuang sampah ke tempatnya dapat berubah menjadi kelola sampah dari sumbernya. Kami berharap kegiatan ini dapat terus berjalan dan dapat memberikan manfaat bagi seluruh warga," pungkasnya. (Dev)

 

Tags

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB