KRjogja.com - SLEMAN - Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (Fapet UGM) menggelar "Fapet Menyapa" dengan memperkenalkan produk-produk unggulan dan hasil riset para dosen. Kegiatan tersebut secara resmi diluncurkan pada Jumat (23/8/2024) di Hall ASLC Fapet UGM. Fapet Menyapa akan digelar secara rutin dengan tujuan berbagi informasi sekaligus publikasi dengan bidik target masyarakat. Acara ini dihadiri oleh sekitar 20 media massa, baik cetak maupun online.
Dekan Fapet UGM, Prof. Budi Guntoro menjelaskan sebanyak 14 laboratorium di Fapet UGM akan secara bergiliran mempresentasikan produk-produk unggulan mereka. Dalam program ini, media massa digandeng sebagai pengurai informasi.
"Tujuan kegiatan berupaya untuk memendekkan jarak antara Ilmu pengetahuan yang sudah dikembangkan melalui pembelajaran dan penelitian. Selain itu memperkenalkan hasil karya mahasiswa, hilirisasi produk, sehingga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat peternak. Semoga forum ini dapat menjadi sarana untuk mengurangi penyebaran berita hoaks yang masih marak di masyarakat,"ujar Budi.
Guru besar Fapet UGM yang juga Tenaga Ahli Kementan RI, Prof. Ali Agus menyatakan Fapet Menyapa sebagai upaya mendidik masyarakat semakin kritis terhadap hasil temuan lab terbaru, salah satunya hasil reset setpakan ternak. Adapun hasil teknologi harus memenuhi 3 hal yaitu mudah, murah dan baik.
"Contoh ialah Immunobooster yaitu pakan konsentrat yang dirancang khusus untuk ternak ruminasia. Immunobooster merupakan formula konsentrat yang mengandung energi-protein densitas tinggi, makro-mikro mineral esensial, probiotik, herbal untuk melengkapi bahkan menyeimbangkan nutrien pakan. Selain itu, ada konsentrat immunobooster yang meningkatkan imunitas dan produktivitas ternak, khususnya pasca infeksi penyakit," ujar Ali.
Salah satu peneliti, Moh Sofi'ul Anam mengatakan teknologi pakan sapi bernama konsentrat imunobooster dapat disajikan langsung untuk sapi.
"Pakan tersebut pernah diterapkan pada sapi perah yang produk susunya menurun drastis karena terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Produksi susunya itu drop drastis. Artinya pendapatan peternak pun juga menurun. Kemudian dengan implementasi produk yang ada di laboratorium salah satunya konsentrat imunobooster, susu yang awalnya itu drop bisa meningkat seperti normal," kata Sofi'ul. (*3)