Krjogja.com - BANJARNEGARA - Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) melalui program pengabdian masyarakat, melakukan pendampingan di kelompok peternak Korporasi Dompiland Jaya Kecamatan Pejawaran, Banjarnegara.
Kegiatan yang melibatkan para peternak di pegunungan Dieng itu, bertajuk 'Penguatan Kelembagaan Korporasi Peternak Domba melalui Inovasi Bisnis Silase dan Pupuk Kandang untuk Pertanian Berkelanjutan'.
Korporasi Dompiland Jaya merupakan peserta program The Development of Integrated Farming System in Upland Area (Upland) yang diluncurkan melalui Direktorat Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian.
Baca Juga: Berikut Prakiraan Cuaca di DIY Tanggal 27, 28 dan 29 September 2024
Dalam kegiatan tersebut, salah satu inovasi yang diperkenalkan adalah pengembangan bisnis silase, sebuah teknik pengawetan pakan ternak yang dapat meningkatkan ketersediaan pakan sepanjang tahun, terutama di musim kemarau.
"Program ini juga mengajak peternak memanfaatkan pupuk kandang dari limbah ternak sebagai bagian dari praktik pertanian berkelanjutan, dengan harapan dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian," kata Fakultas Peternakan Unsoed sekaligus ketua pengabdian masyarakat, Mochamad Sugiarto, PhD selaku ketua tim, yang juga pakar dalam bidang kelembagaan peternak, Kamis (26/9/2024).
Menurut Sugiarto, kegiatan tersebut bertujuan untuk memperkuat kelembagaan peternak domba di wilayah tersebut agar lebih mandiri dan berdaya saing. "Juga, sekaligus mendorong inovasi dalam pengolahan pakan dan limbah ternak," katanya.
Mengusung tema 'Penguatan Kelembagaan Korporasi Peternak Domba melalui Inovasi Bisnis Silase dan Pupuk Kandang untuk Pertanian Berkelanjutan', program pengabdian masyarakat di Korporasi Dompiland Jaya, didukung oleh Prof Muhamad Bata, guru besar dalam Ilmu Makanan Ternak yang berfokus pada pengembangan pakan ternak ruminansia ternak, Danang Nur Cahyo, M.Sc, spesialis di bidang agribisnis ternak, dan Prasetyo, MP, yang memiliki keahlian dalam teknologi hijauan pakan ternak.
Sugiarto menambahkan, penguatan kelembagaan korporasi bertujuan agar peternak dapat bersinergi lebih baik dalam produksi, pengolahan hasil ternak, hingga pemasaran. "Korporasi yang kuat dapat menjamin akses yang lebih luas ke sumber daya, teknologi, serta pasar, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan anggotanya secara kolektif," ujarnya.
Baca Juga: Hantaru 2024, Sejuta Lebih Sertipikat Tanah Elektronik Telah Diterbitkan
Kelembagaan ini juga memungkinkan peternak untuk berinovasi, seperti dalam bisnis silase dan pupuk kandang yang sedang dikembangkan. "Program ini diharapkan dapat terus berlanjut dan berkembang, dengan melibatkan lebih banyak peternak serta menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Pemkab dan para pelaku usaha agribisnis. Sehingga, inovasi yang diterapkan dapat mendukung ketahanan pangan dan pertanian yang ramah lingkungan," pungkas Sugiarto. (Mad)