kampus

Mikoprotein Terus Disosialisasikan Sebagai Sumber Protein Alternatif yang Murah, Bergizi dan Ramah Lingkungan

Jumat, 6 Desember 2024 | 12:30 WIB
Para narasumber dalam foodtech seminar di UC UGM. (Istimewa)


Krjogja.com - YOGYA - Mikoprotein yang berasal dari jamur benang terus disosialisasikan kepada masyarakat Indonesia, sebagai salah satu alternatif sumber protein. Mikoprotein memiliki banyak keunggulan dibanding sumber protein hewani, misalnya daging.

Menurut Dosen Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM sekaligus peneliti mikoprotein, Rachma Wikandari, S.T.P., M.Biotech, Ph.D., mikoprotein sangat cepat dalam pertumbuhannya, hanya butuh waktu 2 hari, sudah bisa dipanen. "Kalau daging kita perlu membudidayakan hewannya dulu berbulan-bulan, sampai hewan itu besar dan baru bisa dikonsumsi," katanya di sela Foodtech Seminar di University Club (UC) UGM, Selasa (3/12/2024).

Seminar bertajuk 'Mengenal Mikoprotein: Sumber Protein Daging Tiruan yang Bergizi dan Ramah Lingkungan' menghadirkan narasumber lain, Dr. Susianto, MKM (President of World Vegan Organization/WVO and Vegan Society of Indonesia/VSI) dan Yusmiyati, S.Gz., RD, MPH (Kepala Instalasi Gizi RSA UGM), dipandu moderator Wiranto, S.Gz. (Nutritionist, Nutritional Content Creator).

Baca Juga: SMONG Aceh Diputar di JAFF 2024, Peringati 20 Tahun Tsunami Aceh

Sebelumnya, pada 2 Desember 2024 digelar Focus Group Discussion (FGD) di Hotel Melia Purosani Yogyakarta yang mengangkat tema 'Potensi Mikoprotein sebagai Sumber Pangan Masa Depan yang Berkelanjutan'. Menghadirkan narasumber antara lain, Prof. Muhammad Taherzadeh (University of Boras), Prof. Claes Niklasson (Chalmers University).

Kemudian, Yeni Restiani, S.Si., Apt., M.P. (BPOM), Prof. Dr. H. Makhrus Munajat, S.H., M.Hum. (MUI DIY), Prof. Dr. Yuli Witono, S.TP., M.P. (PATPI), Yunawati Gandasasmita, B.Sc., M.Sc. (GAPMMI), Prof. Dr. Susetyowati., DCN., M.Kes (Ketua Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK UGM) dipandu moderator Prof. Dr. Ir. Udin Hasanudin, M.T. (Dosen Universitas Lampung). Pada FGD dibahas mengenai aspek regulasi, kehalalan, nutrisi, riset dan prospek pengembangan mikoprotein ke depannya.

Pada seminar, dijelaskan Wikandari, keunggulan lain dari mikoprotein adalah dari segi gizi yang mengandung asam amino esensial lengkap. Selain itu, mikoprotein didominasi asam glutamat sehingga rasanya gurih. Kemudian, mikoprotein mudah ditumbuhkan dengan berbagai jenis media, bahkan bisa menggunakan produk samping industri pangan.

"Dengan begitu harga mikoprotein bisa murah/kompetitif, sehingga masyarakat bisa mendapatkan sumber protein alternatif yang bergizi, murah dan ramah lingkungan," ujarnya.

Baca Juga: Kasatkornas Banser: Pak Sunhaji Sangat Layak menjadi Anggota Banser

Lebih lanjut dikatakan, Wikandari, berbeda dengan jamur-jamur pada umumnya seperti jamur tiram yang mudah dilihat, tubuh jamur benang sangat kecil dan baru bisa dilihat dengan mikroskop. Contoh yang bisa ditemui sehari-hari, yaitu pada jamur tempe.

"Tapi jamur benang pada tempe, kita mengonsumsinya selalu dengan tempe/kedelainya. Nah, yang kita kembangkan saat ini adalah makanan yang dibuat dari jamur benang saja, kemudian diolah menjadi produk daging tiruan, seperti sosis, nuget, bakso, daging cincang dan sebagainya," katanya.

Dr. Susianto menegaskan bahwa mutu protein nabati tidak kalah dengan protein hewani, dan tentunya dari sisi harga lebih murah. Selain itu budidaya sumber protein nabati sangat ramah lingkungan jika dibandingkan protein hewani. "Sumber protein nabati lebin murah, ramah lingkungan dan lebih sehat," katanya.

Dia akhir seminar, masyarakat antusias mencoba untuk pertama kalinya spaghetti mikoprotein di Indonesia. Produk ini dikembangkan bersama Chef Akbar Septianto, Excecutive Chef Loman Park Hotel Yogyakarta. Banyak yang memberikan respons positif untuk produk tersebut.

Baca Juga: UNDP Bantu Listrik Surya, 22 Desa Terpencil di Indonesia Akhirnya Bercahaya

Di event seminar juga diadakan lomba esai nasional mikoprotein yanh diikuti oleh 250 tim dengan jumlah total peserta 564 orang dari 92 universitas di Indonesia. (Dev)

Tags

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB