KRJogja.com - Sebagai generasi muda yang lahir di era digital, Generasi Z memiliki pandangan dan ekspektasi yang berbeda terkait work-life balance dibandingkan generasi sebelumnya.
Sementara itu, ajaran Tamansiswa yang diusung oleh Ki Hadjar Dewantara menawarkan filosofi yang dapat menjadi panduan bagi Gen-Z untuk mencapai keseimbangan lahir dan batin.
Salah satu prinsip dasar Tamansiswa adalah konsep "Kemerdekaan yang Bertanggung Jawab". Menurut Ki Hadjar Dewantara, kemerdekaan bukan berarti kebebasan tanpa batas, melainkan kemerdekaan yang diimbangi dengan tanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan (Dewantara, 1977).
Dalam konteks work-life balance, Gen-Z dapat menerapkan prinsip ini dengan memahami bahwa mereka memiliki kebebasan untuk menentukan prioritas dan mengatur
kehidupan mereka, namun tetap harus bertanggung jawab terhadap pekerjaan, keluarga, dan diri sendiri (Saragih et al., 2020).
Taman Siswa juga menekankan pentingnya keseimbangan antara aspek lahiriah (fisik) dan batiniah (mental-spiritual) dalam mencapai kesejahteraan. Hal ini sejalan dengan pandangan Gen-Z yang menekankan kesehatan mental dan kesejahteraan emosional sebagai bagian penting dari work-life balance (Pratama & Widyastuti, 2021).
Gen-Z dapat menerapkan prinsip ini dengan memprioritaskan aktivitas yang mendukung kesehatan mental, seperti meluangkan waktu untuk hobi, meditasi, atau
kegiatan spiritual. Selain itu, mereka juga dapat menjaga keseimbangan antara tuntutan pekerjaan dan kehidupan pribadi, sehingga tidak terjebak dalam workaholic yang dapat menimbulkan stres dan burnout (Arifianti & Suryadi, 2021).
Dengan berpedoman pada ajaran Taman Siswa, Gen-Z dapat mewujudkan keseimbangan work-life yang selaras dengan nilai-nilai kemerdekaan dan tanggung jawab. Hal ini dapat dilakukan dengan:
1. Menentukan prioritas dan membuat batas yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi (Pratama & Widyastuti, 2021).
2. Meluangkan waktu untuk aktivitas yang mendukung kesehatan mental dan spiritual, seperti hobi, meditasi, atau kegiatan keagamaan (Arifianti & Suryadi, 2021).
3. Membangun komunikasi yang baik dengan atasan dan rekan kerja untuk memastikan ekspektasi dan tanggung jawab yang jelas (Saragih et al., 2020).
4. Bersikap proaktif dalam meminta dukungan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai work-life balance (Pratama & Widyastuti, 2021).
5. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan lahir dan batin demi kesejahteraan diri (Arifianti & Suryadi, 2021).
Dengan menerapkan prinsip-prinsip Taman Siswa, Gen-Z dapat menemukan keseimbangan yang selaras dengan nilai-nilai kemerdekaan dan tanggung jawab, sehingga dapat mencapai kesejahteraan lahir dan batin dalam kehidupan mereka.
Referensi: