Krjogja.com Sibolga Membangun masyarakat yang mandiri ternyata bukan sekadar menjalankan program semata, melainkan butuh proses panjang dan pendampingan yang berkelanjutan. Hal ini terungkap dalam kuliah tamu yang digelar Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah (STITM) Sibolga, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Rabu (27/12/2024).
Seluruh mahasiswa STITM berkesempatan mendalami konsep dan teknik fasilitasi pemberdayaan masyarakat langsung dari pakar pemberdayaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Dr. Aris Slamet Widodo, dosen Agribisnis sekaligus Kepala Divisi Pengabdian Mahasiswa UMY.
Dalam paparannya, Dr. Aris menekankan paradigma baru dalam memahami pemberdayaan masyarakat. "Pemberdayaan bukanlah sekadar event atau kegiatan sesaat, melainkan sebuah proses berkelanjutan yang membutuhkan pendampingan intensif," jelasnya.
Baca Juga: Padukuhan Kemloko Caturharjo Sleman adakan Merti Dusun
Dia menjelaskan bahwa esensi pemberdayaan terletak pada transformasi perilaku yang bermuara pada terbentuknya kemandirian masyarakat. Potensi pesisir dan maritim yang melimpah di Sibolga perlu pendampingan berkelanjutan agar bisa optimal menopang kesejahteraan masyarakat. Di Sibolga ini, tidak cukup hanya memberikan bantuan alat tangkap kepada nelayan atau pelatihan pengolahan ikan kepada ibu-ibu. "Yang lebih penting adalah proses pendampingan berkelanjutan sampai mereka benar-benar mandiri," jelasnya.
"Bayangkan jika nelayan Sibolga tidak hanya menjual ikan segar, tapi bisa mengolahnya menjadi produk bernilai tambah. Atau bagaimana kelompok ibu-ibu pesisir bisa mengembangkan olahan seafood khas Sibolga yang dipasarkan sampai ke luar daerah. Ini semua butuh pendampingan intensif, mulai dari aspek produksi, manajemen, hingga pemasaran," tambahnya sambil mencontohkan kasus potensial pemberdayaan di Sibolga.
Rektor STITM Sibolga, Uli Anto Hutagalung, M.MPd dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kuliah tamu ini. "Mahasiswa STITM harus mampu menjadi agen perubahan yang memahami esensi pemberdayaan masyarakat. Ilmu yang didapat hari ini hendaknya menjadi bekal untuk mengabdi kepada masyarakat dengan pendekatan yang tepat dan berkelanjutan. Kita tidak hanya ingin menciptakan perubahan sesaat, tapi transformasi yang mengakar di masyarakat," ujarnya dengan penuh semangat.
Baca Juga: Puncak Haul ke-26 KH Muslich Tokoh Agama dan Militer, Digelar di Kedungbanteng, Banyumas
Kuliah tamu ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa STITM dalam memahami pendekatan pemberdayaan masyarakat yang efektif. Materi yang disampaikan tidak hanya memperkaya wawasan teoretis, tetapi juga memberikan perspektif praktis tentang bagaimana menjalankan program pemberdayaan yang berkelanjutan dan berdampak nyata bagi masyarakat.
Kehadiran Dr. Aris dari UMY di STITM Sibolga juga memperkuat jejaring kerjasama antar institusi Muhammadiyah dalam pengembangan kapasitas mahasiswa dan pengabdian masyarakat. Kolaborasi semacam ini diharapkan dapat terus berlanjut untuk memperkuat peran perguruan tinggi Muhammadiyah dalam pembangunan masyarakat. (*)