kampus

Dalam Dua Hari UNY Tambah 11 Guru Besar

Selasa, 31 Desember 2024 | 14:30 WIB
UNY kembali mengukuhkan guru besar di penghujung tahun 2024 ini. (Dok. UNY)

Krjogja.com - SLEMAN - Di penghujung tahun 2024 ini, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) kembali menambah guru besar-nya. Tak tanggung-tanggung, dalam dua hari terakhir, Senin dan Selasa (30-31/12/2024), sebanyak 11 guru besar (6 pada hari Senin dan 5 pada hari Selasa) dari berbagai fakultas kembali dikukuhkan di Rektorat UNY.

Pada Senin (30/12/2024), sebanyak enam guru besar baru yang dikukuhkan meliputi, Prof. Dr. Yudanto, M.Pd yang menjadi Guru Besar Ranting Ilmu Kepakaran Pembelajaran Motorik Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan. Prof. Dr. Abdul Alim, M.Or. (Guru Besar Ranting Ilmu/Kepakaran Pendidikan Kepelatihan Keterampilan Tenis Lapangan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan).

Baca Juga: Menkomdigi: Film '2nd Miracle In Cell No. 7' Layak untuk Ditonton

Prof. Dr. dr. Rachmah Laksmi Ambardini, M.Kes.(Guru Besar Ranting Ilmu Kepakaran Fisiologi Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan), Prof. Dr. Dyah Purwaningsih, M. Si. (Guru Besar Ranting Ilmu Kepakaran Nanokimia Fakultas MIPA), Prof. Dr. Asri Widowati, M.Pd. (Guru Besar Ranting Ilmu Kepakaran Bahan Ajar Fakultas MIPA) dan Prof. Dr. Hartono, M.Si. (Guru Besar Ranting Ilmu Kepakaran Sistem Dinamik Fakultas MIPA).

Sementara pada Selasa (31/12/2024), sebanyak lima guru besar baru yang resmi dikukuhkan adalah Prof Dr Amat Jaedun MPd yang merupakan Guru Besar Ranting Ilmu Kepakaran Evaluasi Pendidikan Guru Vokasi Fakultas Teknik. Prof Dr phil Nurhening Yuniarti SPd MT (Guru Besar Ranting Ilmu Kepakaran Media Pembelajaran Vokasional Fakultas Teknik). Prof Dr Teguh Setiawan MHum (Guru Besar Ranting Ilmu Kepakaran Linguistik Indonesia Fakultas Bahasa, Seni dan Budaya).

Kemudian Prof Dr Afendy Widayat MPhil (Guru Besar Ranting Ilmu Kepakaran Kajian Filsafat Jawa Fakultas Bahasa, Seni dan Budaya), dan Prof Dr Drs Suyato MPd (Guru Besar Ranting Ilmu Kepakaran Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Hukum dan Ilmu Politik). Rektor UNY Prof Dr Sumaryanto MKes AIFO dalam sambutannya mengucapkan selamat pada para guru besar yang baru dikukuhkan.

Baca Juga: Promotor: Pajak 12 Persen Tak Berpengaruh Signifikan Pada Harga Tiket Konser

”Pada bulan Januari 2025 juga akan ada pengukuhan 11 guru besar yang akan menjadi paripurna dari 36 dosen yang mendapatkan SK guru besar tahun 2024” kata Rektor. Tercatat ada 190 guru besar aktif di UNY dan selama 4 tahun terakhir telah mengukuhkan 115 guru besar. Rektor juga mengemukakan bahwa jabatan guru besar seharusnya menjadi target dosen karena merupakan puncak karier tenaga pengajar.

Prof. Yudanto menyampaikan pidato berjudul ‘Urgensi Pembelajaran Motorik Berbasis Persepsi Gerak bagi Siswa Taman Kanak-Kanak’, Prof. Abdul Alim mengangkat tema ‘Membangun Pola Pikir Juara Pada Pemain Tenis’ dalam pidatonya.

Prof. Rachmah Laksmi Ambardini mengemukakan ‘Pendekatan Molekuler dalam Fisiologi Olahraga, Suatu Paradigma Baru dalam Menjawab Tantangan di Bidang Kesehatan dan Olahraga’ dan Prof. Dyah Purwaningsih mengetengahkan ‘Pengembangan Material Maju Berbasis Nanokimia: Tantangan dan Peluang dalam Mewujudkan Energi Bersih dan Terjangkau’. Sedangkan Prof. Asri Widowati mengatakan tentang ‘Transformasi Bahan Ajar Elektronik dalam Pendidikan IPA di Era Digital:
Dari Buku ke Layar’ pada pidatonya. Pungkasnya Prof. Hartono membahas tentang ‘Sistem Dinamik Dan Aplikasinya Dalam Kehidupan Sehari-Hari’.

Amat Jaedun dalam pidato pengukuhannya berjudul ‘Analisis Kebutuhan Guru Vokasi Pada Sekolah Menengah Kejuruan’ mengatakan analisis kebutuhan guru vokasi dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan di SMK, baik pada level satuan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi, maupun secara agregatif di tingkat nasional. Nurhening Yuniarti menyoroti ‘Media Pembelajaran Vokasional Teknik Elektro di Era Teknologi Imersif untuk Meningkatkan Higher Order Thinking Skills’ yang mengungkapkan bahwa transformasi media pembelajaran berbasis teknologi imersif menawarkan peluang besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasional.

Teguh Setiawan mengangkat judul ‘Ekspresi Umpatan sebagai Strategi Pragmatik Interpersonal Netizen dalam Komunikasi Sosial Digital’ yang menyatakan bahwa umpatan dapat menjadi garis demarkasi kelompok atau individu yang berseteru. Meskipun umpatan merupakan perilaku negatif, umpatan seringkali digunakan untuk meningkatkan daya simpati masyarakat terhadap pihak yang diumpat.

Afendy Widayat menyitir ‘Filosofi Tema-Tema Lakon Wayang Purwa: Representasi Pandangan Hidup Jawa’ dimana ada sejumlah tema yang secara tidak langsung menjadi representasi filosofi atau pandangan hidup masyarakat Jawa, yakni menyangkut berbagai hal yang penting dalam daur kehidupan manusia.

Sedangkan Suyato dalam pidatonya berjudul ‘Pembelajaran Demokrasi Dengan Deep Learning’ menggarisbawahi penerapan deep learning dalam pembelajaran demokrasi dalam kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki potensi besar dalam mengembangkan pemahaman siswa secara mendalam tentang nilai-nilai demokrasi.(Hit)

Tags

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB