KRjogja.com - BANTUL - Dosen ISI (Institut Seni Indonesia), yang tergabung dalam Aliansi Dosen ASN Kemendikisaintek (Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi) wilayah Yogyakarta menggelar unjuk rasa di halaman Gedung Rektorat ISI Senin (3/2/2025) untuk menuntut pemerintah agar segera mencairkan Tukin (Tunjangan Kinerja).
Titis Setyono Adi Nugroho, selaku koordinator sekaligus Dosen Prodi Musik ISI Yogyakarta mengungkapkan, sejak tahun 2020 hingga saat ini, Tukin seluruh Dosen ASN Kemendiktisaintek RI belum juga kunjung cair. Menurut Titis, Tukin itu sendiri sebenarnya memiliki bermacam-macam manfaat, meliputi sarana kinerja untuk penelitian hingga kegiatan dosen yang harus dilaksanakan.
"Ini sebagai informasi, selama ini dosen dibayar hanya gaji pokok dan uang lauk pauk," paparnya.
Baca Juga: 21 Kasus Pencurian, Januari 'Kelabu' di Bantul
Di ISI Yogyakarta ada sekitar 400 hingga 500 dosen yang Tukinnya belum cair. Kalau di seluruh Indonesia ada sekitar 88.299 dosen yang Tukinnya belum cair.
"Karena itu kami minta skema tiga yang dibayarkan, bukan skema satu dengan nilai Rp 2,5 triliun. Ini kami menuntut Rp 8 triliun dan masih 14 bulan. Jadi sebetulnya kami menuntut lebih dari itu," kata Titis.
Dikatakan, besaran pencairan Tukin untuk masing-masing Dosen ASN di Indonesia diberikan sesuai dengan kelas dan jabatan. Untuk Asisten Ahli sekitar Rp 5 juta, Rektor sekitar Rp 8 juta dan Guru Besar sekitar Rp 13 juta.
Titis mengatakan, Tukin yang diharapkan cair oleh dosen akan sangat bermanfaat. Karena untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari banyak mencari kerja sambilan.
"Pokoknya kami para dosen ini banyak yang mencari kerja sambilan, ada yang nyambi event organizer, ada yang buka catering dan kerja sambilan lainnya," pungkasnya.(Jdm)