kampus

Fapet UGM Terus Sosialisasikan Pentingnya Sertifikasi dan Labeling Produk Peternakan

Senin, 14 April 2025 | 20:15 WIB
Narasumber dari Laboratorium Agrobisnis Peternakan Fapet UGM menyampaikan paparan dalam Fapet Menyapa. Foto: Devid Permana
Krjogja.com - YOGYA - Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (Fapet UGM) terus menyosialisasikan pentingnya sertifikasi dan labeling produk-produk peternakan untuk meningkatkan skala bisnis. Selain itu juga memberikan pendampingan terhadap UMKM produk peternakan berupa pelatihan pengurusan sertifikasi produk dan scale up bisnis UMKM.
 
Prof Tri Anggraeni K dari Laboratorium Agrobisnis Peternakan Fapet UGM menuturkan produk peternakan seperti susu, daging, telur, dan olahannya kini semakin diminati oleh konsumen dari dalam dan luar negeri. Namun, meningkatnya permintaan produk peternakan tersebut harus diimbangi dengan jaminan keamanan dan mutu yang dapat dipastikan melalui sistem sertifikasi yang terpercaya.
 
"Sertifikasi produk olahan peternakan menjadi tolok ukur penting dalam menjamin bahwa produk yang dikonsumsi masyarakat memenuhi standar keamanan pangan, higienitas, dan keberlanjutan proses produksi," katanya dalam acara Fapet Menyapa di Kampus Fapet UGM, Senin (14/4/2025). Narasumber lain dari Laboratorium Agrobisnis Peternakan Fapet UGM, yaitu Prof Suci Paramitasari S, Tian Jihadhan Wankar PhD dan Prof Mujtahidah Anggraini Ummul Muzayyanah.
 
Menurut Tri, bagi produsen, sertifikasi produk bukan sekadar formalitas administratif. Ini adalah bentuk komitmen terhadap standar mutu dan sebagai pembuka pintu pasar yang lebih luas, termasuk ekspor. Produk yang sudah tersertifikasi cenderung lebih dipercaya oleh mitra bisnis dan memiliki nilai tambah dalam rantai pasok. 
 
Tian Jihadhan Wankar mengatakan selain sertifikasi, label pada produk peternakan juga dapat membantu produsen untuk meyakinkan konsumen akan kualitas produk yang mereka hasilkan. "Produk peternakan sering kali kalah bersaing bukan karena kualitasnya rendah, tapi karena kemasannya seadanya dan tidak memiliki label yang meyakinkan. Padahal konsumen saat ini sangat peduli dengan detail produk," ungkap Tian.
 
Sedangkan, Prof Suci Paramitasari S menuturkan meski manfaatnya sangat jelas, tingkat adopsi sertifikasi produk di sektor peternakan masih menghadapi berbagai tantangan. Di antaranya adalah kurangnya pemahaman pelaku usaha UMKM tentang pentingnya sertifikasi, biaya proses sertifikasi yang tidak murah, serta keterbatasan akses informasi dan pendampingan teknis. 
 
Hal ini yang terkadang membuat UMKM masih enggan untuk mengurus sertifikasi untuk produknya. Selain itu, produsen juga terkadang masih belum terlalu memikirkan label produk yang sesuai dengan ketentuan dan target pasar yang dituju. Produsen UMKM masih membuat label produk seenaknya.
 
"Para pelaku usaha mikro di sektor pengolahan produk peternakan masih enggan mengurus sertifikasi disebabkan oleh kurangnya informasi dan pendampingan yang didapat. Di sinilah peran sektor perguruan tinggi dapat hadir untuk memberikan edukasi dan pendampingan," jelas Prof Suci Paramitasari. (Dev)
 
 
 
 
 
 

Tags

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB