KRjogja.com - SEMARANG - Untuk mengoptimalkan pembelajaran dalam perkuliahan dan mewujudkan kolaborasi aktif antara perguruan tinggi dengan institusi lain dan dunia kerja, maka Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri Semarang (UNNES) menyelenggarakan kegiatan Praktisi Mengajar yang dikemas dalam bentuk Kuliah Umum, menghadirkan ahli/ pakar Bahasa dan Sastra Jawa Prof. Dr. George Quinn (Guru Besar Emeritus Australian National University) sebagai narasumber.
George Quinn pengamat dan peneliti asing yang fasih berbahasa Jawa. Karya-karya George Quinn sudah terbit dalam bentuk buku antologi, dan artikel kasusastraan Jawa, tulisannya menggunakan bahasa Indonesia, Jawa, dan Inggris. Kuliah umum di UNNES itu dengan moderator Dr Sucipto Hadi Purnomo.
Penjelasan ini disampaikan Ketua Panitia Kuliah Umum Ucik Fuadhiyah SPd MPd dalam keterangan persnya, Sabtu (19/4/2025). Ucik menyebutkan kuliah umum berlangsung di Ruang Karawitan Kampung Budaya FBS UNNES, Kamis (17/4/2025).
Baca Juga: PNIB Sampaikan Terimakasih Perayaan Nyepi, Idul Fitri dan Paskah di Indonesia Berjalan Aman
Selain memberikan materi kuliah, Prof. Dr. George Quinn juga menghibahkan (memberikan secara langsung, gratis) sejumlah buku Sastra Jawa kepada Perpustakaan Prodi dengan harapan dapat bermanfaat/diakses/ dibaca oleh mahasiswa Bahasa dan Sastra Jawa.
Tujuan kegiatan menurut Ucik memberikan pengalaman, semangat, dan wawasan yang lebih luas dan mendalam kepada mahasiswa terkait keilmuan yang dipelajari dari narasumber praktisi, khususnya di bidang Bahasa dan Sastra Jawa. Juga terjalin kerjasama dengan berbagai pihak termasuk UNNES – ANU. Peserta kuliah umum mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa FBS UNNES angkatan 2024, 2023, dan 2022 berjumlah kurang lebih 150 orang.
Baca Juga: Ternyata Ini Latar Belakang Pendidikan RA Kartini, Pantas Jika Berfikir Kritis
Dalam kuliah umum itu George Quinn memaparkan, sastra Jawa modern menggunakan lokasi pedesaan dan kota kecil untuk terjadinya cerita, baik dalam novel maupun cerita pendek (cerkak).
Desa dalam sastra Jawa modern sering dihiasi dengan hal-hal yang baik. Kebudayaan, kehidupan lebih dekat dengan alam, lebih dekat dengan keindonesiaan yang asli dan penduduknya lebih taat beribadah. Desa bukan hanya menjadi latar belakang saja dalam sastra Jawa modern tapi juga menggambarkan hubungan antara kota besar dan pedesaan.(War)