KRjogja.com - SEMARANG- Sedikitnya 362 pegawai (mayoritas dosen) Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) selama dua hari Jumat-Sabtu (9-10/5/2025) mengikuti Pra Baitul Arqam di Aula Lantai 8 Gedung Kuliah Bersama (GKB) II kampus Unimus Kedungmundu.
Acara dibuka Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Unimus Heru Isnawan didampingi Rektor Unimus Prof Dr Masrukhi MPd. Hadir pula memberi ceramah, selain Rektor Unimus, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jateng Dr KH Tafsir MAg, Drs KH Jumari Al Ngluwari, Prof Dr Zakiyyudin Baedhawy MAg, Ust Dani Muhtada PhD, dan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jateng Dr Hasan Asy'ari Ulama'i MAg.
Ketua Lembaga Studi Islam Kemuhammadiyahan dan Mata Kuliah Umum (LSIK-MKU) Unimus Dr Rochdi Wasono MSi kepada pers Sabtu (10/5/2025) menyatakan Baitul Arqam merupakan bentuk pengkaderan nilai nilai Islam dan Kemuhammadiyahan untuk para pegawai dan dosen.
"Kegiatan beragam, di antara ceramah ceramah tentang Anggaran Dasar Muhammadiyah, Islam berkemajuan, juga kekompakan warga Muhammadiyah lewat outbond, tahajud bersama di rumah masing masing dan dipantau via zoom, serta praktek ibadah. Juga diawali dengan pre test dan diakhiri dengan post test tentang Islam dan Kemuhammadiyahan " ujar Dr Rochdi Wasono.
Harapannya, ujar Rochdi Wasono, peserta Baitul Arqam punya kesamaan langkah, visi misi dalam melaksanakan organisasi atau bekerja di lingkungan Muhammadiyah (Unimus). Juga terbangun solidaritas, kekompakan dan hal gal positif lainnya yang sangat bermanfaat bagi perkembangan dan kemajuan Unimus ke depan.
Sementara itu di hari pertama kegiatan, Rektor Unimus Prof Dr Masrukhi menyatakan tujuan Baitul Arqam untuk mendorong peningkatan ketakwaan dan pendalaman nilai nilai Kemuhammadiyahan.
"Disebut pra Baitul Arqam karena jumlahnya sangat banyak lebih dari 300. Nantinya akan ada Baitul Arqam khusus dengan peserta maksimal 60 orang per angkatan" ujar Rektor.
Sementara itu Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jateng Dr Hasan Asy'ari Ulama'i MAg menyampaikan program Baitul Arqam merupakan bagian literasi pada semua warga yang bekerja di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) termasuk di bidang pendidikan seperti Unimus.
"Paling tidak mereka melek tentang Muhammadiyah. Tidak sekedar kerja dan dapat nafkah untuk diri sendiri tetapi dia kerja di AUM sehingga harus paham dan menyadari akan Muhammadiyah" ujarnya
Pada kesempatan tersebut Dr Hasan Asy'ari Ulama'i MAg menyampaikan paparan tentang Tarjih Muhammadiyah atau hal hal yang diatur soal ibadah bagi warga Muhammadiyah, yang membedakan dengan organisasi lainnya.
"Ini diatur supaya tidak salah persepsi. Sering kali Muhammadiyah hanya dipersepsikan sebagai kelompok yang tidak baca Qunut di Salat Subuh, tidak baca Bismillah secara keras di Salat wajib, tidak tahlilan dan lain lain yang menjurus dianggap tidak islami. Namun tidak hanya sekedar itu, masih banyak lagi tentang Muhammadiyah" ujar Dr Hasan Asy'ari Ulama'i MAg.
Menurutnya pula, tugas Muhammadiyah, khususnya bidang Tarjih, menyadarkan dan memberi literasi tentang dasar dasar yang kuat terhadap suatu tindakan berMuhammadiyah.
"Ini bukan untuk menafikan, yang lain pakai dalil yang mana monggo tetapi Muhammadiyah memilihkan warganya dengan dasar yang dianggap paling kuat oleh Muhammadiyah. Sekaligus Muhammadiyah juga tidak menganggap yang lainnya tidak punya dalil. Cuma yang sudah dipilihkan di Muhammadiyah itu yang sudah paling bagus menurut Muhammadiyah" tambah Hasan Asy'ari Ulama'i. (Sgi)