kampus

ISI Kolaborasi dengan SNU Korea, Kuliah Umum Perguruan Seni Hadapi Perkembangan AI

Minggu, 22 Juni 2025 | 21:45 WIB
Rektor bersama narasumber dari SNU Korea (Juvintarto )

Krjogja.com - BANTUL - Terus membangun jejaring internasional menuju World Class University, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menggelar Kuliah Umum dengan menghadirkan profesor seni dari Seoul National University (SNU), Korea Selatan, Jumat (20/6) sore di Concert Hall ISI Yogyakarta.

"Membawa tema “Artistic Creation in the Age of Artificial Intelligence: Perspectives and Adaptations in Korean Art Schools", menjadi awal penguatan kerja sama dengan institusi seni terbaik di Korea," tutur Rektor ISI Yogyakarta, Dr. Irwandi MSn dalam sambutannya kegiatan ini.

Baca Juga: DPS BMT Majukan Perekonomian Umat

Kerjasama dengan Seoul National University, khususnya melalui College of Fine Arts menghadirkan lima narasumber dari SNU diantaranya Prof. Euichul Jung (Dekan), Prof. Inho Cho (Wakil Dekan), Prof. Jesung Park (Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan), Prof. Bogki Min, dan Prof. Jonggeon Lee (Kepala Departemen Seni Patung).

"Mereka berbagi pengalaman bagaimana institusi seni di Korea beradaptasi dengan kehadiran teknologi AI, metaverse, dan blockchain dalam praktik penciptaan seni. Sebab perkembangan AI sudah tidak bisa kita abaikan. Kami ingin mengetahui bagaimana mereka meresponsnya dan ISI Yogyakarta juga ingin melihat potensi adaptasi yang bisa kami lakukan,” ujar Irwandi.

Kuliah umum terbuka untuk publik dan diikuti oleh mahasiswa ISI dari jenjang S1 hingga S3, serta masyarakat umum, dihadiri sekitar 300 peserta terdaftar. Dalam paparan para profesor dari Korea, terungkap pemanfaatan teknologi digital di sekolah seni telah menjadi arus utama.

Baca Juga: Rekor! Mandiri Jogja Marathon 2025, 9.200 Pelari dan NDX AKA Ramaikan Prambanan

Prof. Inho Cho, Wakil Dekan College of Fine Arts SNU, menjelaskan bahwa institusinya telah mengintegrasikan platform metaverse seperti ZEPETO dan Minecraft dalam kelas seni digital, terutama sejak pandemi.

"Platform ini tidak hanya digunakan untuk hiburan, tetapi juga untuk pameran dan pendidikan lintas batas," jelasnya.

Menurut Prof Cho penggunaan AI dalam seni, kini tidak lagi sebatas alat bantu teknis, melainkan telah menjadi kolaborator kreatif.

"Teknologi seperti Generative Adversarial Network (GAN) memungkinkan AI menciptakan karya visual yang menyerupai buatan manusia. Namun, ini sekaligus memunculkan tantangan baru seputar hak cipta dan otentisitas karya," jelasnya. (Vin)

Tags

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB