Selanjutnya, peserta akan memasuki tahap pertukaran virtual pada September 2025 untuk berkolaborasi dengan mahasiswa dari Singapura dan India. Mereka juga akan berdialog dengan pemangku kepentingan seperti pemerintah daerah dan organisasi masyarakat sipil untuk memperkaya pemahaman mereka tentang tantangan iklim dari berbagai sudut pandang.
Fase pengembangan purwarupa dijadwalkan berlangsung pada Oktober 2025 dengan pendampingan dari mentor teknologi dan keberlanjutan. Program akan ditutup pada Februari 2026 melalui Final Showcase, di mana mahasiswa mempresentasikan hasil karya mereka di hadapan pemangku kepentingan nasional dan regional.
Country Manager SL2 Indonesia, Janio Nugraha, menegaskan bahwa program ini adalah bagian dari langkah kecil namun penting dalam membekali generasi muda dengan keterampilan masa depan.
“Kami merasa terhormat bisa berkolaborasi dengan UAJY dan berharap kerja sama ini juga dapat diperluas dengan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Kami yakin, inisiatif ini akan melahirkan solusi nyata untuk adaptasi perubahan iklim dari kampus ke masyarakat,” ujarnya.
Melalui program ini, Indonesia secara resmi menjadi bagian dari pelaksanaan global Meta YDCT. SL2 dan Meta berharap semangat inovasi ini dapat menyebar ke kota-kota lain di Indonesia, guna memperluas jangkauan dampak dan memperkuat ketangguhan iklim di tingkat lokal dan nasional. (KN)