Salah satu sesi yang menjadi sorotan utama adalah diskusi ilmiah terbuka bersama Prof. Jeon Bo-Young, yang menyoroti pentingnya pemahaman tentang keragaman spesies nyamuk vektor malaria di wilayah pedesaan.
“Kami ingin masyarakat memahami bahwa nyamuk pembawa malaria memiliki perilaku berbeda-beda tergantung lingkungan. Pendekatan pencegahan harus disesuaikan dengan kondisi lokal,” ujar Prof. Jeon Bo-Young.
Sementara itu, Prof. Han Jin-Hee menekankan pentingnya kolaborasi internasional untuk pengendalian penyakit tropis.
“Eliminasi malaria tidak cukup dilakukan oleh satu negara atau satu institusi. Kerja sama lintas negara, berbagi pengetahuan, dan penguatan kapasitas lokal adalah kunci keberhasilan jangka panjang,” jelasnya.
Mahasiswa dan Akademisi Berperan Aktif. Program ini juga menjadi wahana pembelajaran lapangan yang luar biasa bagi mahasiswa, khususnya dari Program Studi Magister Epidemiologi FKM Undip. Menurut Dr. Muh Fauzi, Ketua Program Studi Magister Epidemiologi FKM Undip kegiatan ini memberi pengalaman nyata bagi mahasiswa untuk memahami bagaimana ilmu epidemiologi diterapkan langsung di lapangan. Mereka belajar mengumpulkan data, memberikan edukasi, dan berinteraksi dengan masyarakat secara langsung.
Antusiasme masyarakat dalam mengikuti kegiatan ini menjadi indikator keberhasilan pendekatan partisipatif yang diterapkan. Banyak warga yang mengungkapkan bahwa ini adalah pertama kalinya mereka mendapat pemeriksaan kesehatan komprehensif secara gratis sekaligus edukasi langsung dari akademisi dan mahasiswa lintas negara.
Kegiatan tersebut sebagai Tridarma Perguruan Tinggi dalam Aksi Nyata. Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip, Dr. Budiyono, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi tridarma perguruan tinggi, khususnya pengabdian masyarakat yang berbasis riset dan kemitraan strategis.
“Kami tidak hanya membawa ilmu ke masyarakat, tapi juga membangun relasi jangka panjang dengan berbagai pihak—baik pemerintah daerah maupun mitra internasional. Ini adalah bagian dari misi kami membangun sistem kesehatan masyarakat yang adaptif dan tangguh,” ungkap Dr. Budiyono.
Kegiatan ini juga menjadi contoh konkret bagaimana kerja sama internasional dapat diterjemahkan menjadi intervensi nyata di tingkat komunitas. Rangkaian acara ditutup dengan dialog bersama masyarakat dan sesi refleksi bersama seluruh tim yang terlibat. (Sgi)