Krjogja.com - KLATEN - Tiga wisudawan Universitas Widya Dharma (Unwidha) Klaten mendapatkan beasiswa dari kampus setempat, untuk langsung melanjutkan kuliah jenjang S2. Apresiasi ini diserahkan oleh Rektor Unwidha, Prof. Dr. Triyono, M.Pd, disaksikan Ketua Yayasan Pendidikan Indonesia Klaten (YPIK) Dr. H. Basuki, M. M pada acara Wisuda angkatan LXXVII, Selasa (26/8/2025).
Para penerima beasiswa S2 adalah, Muh. Abdul Gaffar S.Pd dari Prodi PPKN, FR Kristiananda S.Pd dari Prodi PGSD, dan Siti Rahmawati S.Pd dari prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. “Pada wisuda kali ini Universitas memberikan apresiasi dan beasiswa S2 bagi tiga orang lulusan. Semoga tahun depan lebih banyak lagi,” kata Rektor.
Baca Juga: Ada Rumah Pensiun Jokowi, Tata Ruang Colomadu Karanganyar Digarap
Wakil Rektor Bidang Akademik, Dr. Purwo Haryono, M.Hum mengemukakan, terdapat 164 wisudawan yang lulus dengan predikat pujian (cumlaude). Terdiri 12 orang lulusan dari Program Magister (S-2), 144 orang lulusan dari Program Sarjana (S-1), dan 8 orang dari Program Diploma (DIII).
Dwi Ema Wati, M.Pd dari Program Magister Pendidikan, tercatat sebagai peraih IPK tertinggi, yakni 3,98. Dwi mengaku perlu perjuangan dan konsistensi dalam belajar untuk lulus dengan IPK tertinggi tersebut.
Ia sering harus kurang tidur berhari-hari untuk belajar dan menyelesaikan tugas-tugas kuliah. Selain itu ia juga harus menunaikan kewajiban sebagai guru di SMP Negeri I Karangdowo, Klaten.
Baca Juga: PSIM Alihkan Fokus Away ke Kandang Malut United, Berangkat Perjalanan Panjang Kamis Besok
Namun demikian, ia mengaku bangga dan bahagia kuliah di Unwidha Klaten, karena semua dosen memberikan dukungan dan bimbingan secara proaktif.
“Kalau belajar secara online dengan teman-teman yang ada di Sorong dan Mataram. Kalau ada ujian, kami yang dari Solo Raya datang langsung ke kampus. Teman-teman yang di luar Pulau Jawa bisa online. Kalau ujian tengah semester dan akhir semester itu kan tugas banyak sekali ya, sampai tidak tidur dari malam hingga pagi itu kami satu kelas masih belajar. Harus semangat rela tidak tidur bermalam-malam sampai tugas kami selesai. Yang luar biasa support dari bapak ibu dosen, setiap mahasiswa diberi semangat untuk bisa lulus. Itu yang membuat kami saat hampir menyerah bisa bangkit lagi. Kadang ditelepon oleh ibu Kaprodi, ayo semangat gitu,” kata Dwi Ema Wati. (Sit)