kampus

Fenomena Drop Out di Kalangan Mahasiswa Elite, Teror Kecerdasan Buatan Umum Menghantui

Kamis, 28 Agustus 2025 | 12:00 WIB
Harvard University (Istimewa)

Contohnya adalah Michael Truell, 24, CEO Anysphere, yang meninggalkan MIT, dan Brendan Foody, 22, CEO Mercor, yang drop out dari Georgetown University. Perusahaan mereka kini memiliki valuasi miliaran dolar. Bagi mereka, AGI adalah jam yang terus berdetak, dan peluang besar yang harus segera direbut. "Saya merasa ada jendela terbatas untuk bertindak agar bisa ikut memegang kendali," kata Jared Mantell, mantan mahasiswa Washington University di St. Louis yang kini fokus pada startup miliknya, dashCrystal.

Namun, keputusan ini tidak datang tanpa risiko. Lulusan perguruan tinggi dengan gelar sarjana atau lebih cenderung memiliki penghasilan yang jauh lebih tinggi. Selain itu, dalam dunia di mana AI sudah mengancam pekerjaan tingkat pemula, ketiadaan gelar dapat semakin membatasi prospek karier. Bahkan Paul Graham, salah satu pendiri Y Combinator, sebuah akselerator startup terkenal, menyarankan mahasiswa untuk tetap di bangku kuliah karena kesempatan untuk memulai startup akan selalu ada, sementara masa kuliah tidak akan pernah kembali.

Blair sendiri tidak merekomendasikan keputusan drop out ini untuk semua orang. "Sangat sulit dan melelahkan untuk keluar dari perguruan tinggi lebih awal dan mendapatkan pekerjaan," katanya. Ia hanya merekomendasikannya untuk individu yang sangat tangguh yang merasa sudah cukup siap untuk bekerja setelah melewati masa kuliah. (*)

 

Halaman:

Tags

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB