Krjogja.com - JAKARTA – Simutaga telah lolos sebagai Top 5 Inovasi Nasional dalam seleksi ADEXCO 2024, berkat kemanfaatan, kesederhanaan, kekuatan hak cipta, kemitraan industri, dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi. Kehadirannya di Pameran ADEXCO di Kemayoran Jakarta, diharapkan membuka peluang kolaborasi internasional dan memperkuat ketangguhan masyarakat Indonesia.
Kehadiran Simutaga tandas pakar rekayasa kegempaan UII Prof Sarwidi PhD, Senin (15/9) usai pameran di Jakarta, tidak hanya memperkuat posisi akademik di bidang teknik sipil dan kebencanaan. Tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dalam meningkatkan kesadaran serta kesiapan menghadapi potensi gempa bumi, khususnya di wilayah rawan bencana seperti Indonesia.
Sarwidi adalah Dosen FTSP UII yang merancang karya monumental tersebut. Pameran didukung Direktorat Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh, UII, SPMKB/UIIPeduli (Simpul Pemberdayaan Masyarakat untuk Ketangguhan Bencana) dan Masyarakat Tanggap Tangguh Bencana (MATTA) Indonesia. “UII kembali menunjukkan kepemimpinan nasional dalam inovasi kebencanaan melalui karya monumental Simulasi Ketahanan Gempa (Simutaga),” tandasnya.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca DIY Hari Ini Selasa, 16 September 2025, Waspada Seluruh Wilayah Turun Hujan
Untuk membantu mengedukasi masyarakat, Sarwidi yang juga Anggota Tim Pengarah BNPB menandai terobosan penting dalam riset kebencanaan di Indonesia.” Alat ini dirancang untuk mensimulasikan dampak gempa bumi terhadap bangunan secara nyata. Sehingga menjadi sarana edukasi sekaligus riset yang strategis dalam upaya mitigasi bencana,” katanya.
Tahun 2025 menurut Sarwidi telah menjadi pengingat keras bagi umat manusia bahwa bumi terus bergerak, dan kita harus bergerak bersamanya dengan kesiapsiagaan dan ketangguhan. Gempa bumi yang melanda berbagai belahan dunia—mulai dari Myanmar, Afganistan, hingga wilayah-wilayah rawan di Indonesia, seperti di Tapanuli, Bekasi-Karawang, dan Poso —telah menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan infrastruktur, dan trauma kolektif yang mendalam.
Sebagai bangsa yang berada di jalur cincin api, Indonesia tidak boleh lengah. Kita harus memperkuat edukasi publik, memperluas penerapan teknologi sederhana terjangkau secara massal seperti Simutaga dan Barrataga, serta membangun sistem pelaporan dan evaluasi yang transparan dan kolaboratif. Seluruh pemangku kepentingan diharapkan bersatu dalam penta-helix ketangguhan.
Baca Juga: Sadmoko Sekda Baru Cilacap
Ketua Masyarakat Tanggap Tangguh Bencana (MATTA) Indonesia Dr Dwi Handayani menyebutkan, Simutaga adalah bukti bahwa sains, teknologi, rekayasa, budaya, dan visual dapat bersatu untuk menyentuh jutaan hati. “Kami bangga mendampingi karya ini menuju panggung dunia, sebagai bagian dari upaya peningkatan ketangguhan masyarakat” ujar Dwi Handayani.
Sedang Wakil Rektor Wakil Rektor IV UII Bidang Kemitraan dan Kewirausahaan Wiryono Raharjo PhD menyatakan UII mendukung penuh hilirisasi dan industrialisasi inovasi Simutaga sebagai bagian dari ekosistem kewirausahaan sosial yang berdampak. “Kami percaya, kemitraan antara kampus, UMKM, dan industri seperti PT. Tatonas akan memperkuat dan mempercepat transformasi teknologi menjadi solusi nyata bagi masyarakat,” ungkap Wiryono Raharjo.
Sementara Direktur Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan / Simpul Tumbuh UII Dr Arif Wismadi mengungkap, Simutaga adalah contoh nyata dari inovasi berbasis nilai dan kebermanfaatan. Simpul Tumbuh UII kata Arif, siap mendukung proses penguatan inovasi semacam ini agar tidak hanya dikenal, tetapi juga digunakan semakin luas oleh masyarakat dan dunia pendidikan. (Fsy)