Krjogja.com - YOGYA - Bertambah dua guru besar baru Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta semakin kuat karena tambahan kekuatan atau daya dobrak lembaga secara akademis, ISI Yogya saat ini memiliki 13 guru besar, dan terus didorong penambahan jumlah guru besar-guru besar baru di ISI Yogyakarta.
"Tahun depan kita menargetkan penambahan 3-4 guru besar baru," tegas Rektor ISI Yogyakarta Dr Irwandi SSn MSn, Selasa (14/10) dalam sambutannya saat Sidang Senat Terbuka di Concert Hall ISI Yogyakarta.
Baca Juga: PSBS Tantang Persib Bandung di Maguwoharjo Malam Ini
Pengukuhan Prof Dr Prayanto Widyo Harsanto MSn. (Guru Besar bidang Desain Komunikasi Visual - DKV) dari Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) dan Prof Dr. Junaidi SKar MHum. (Guru Besar bidang Pedalangan) dari Fakultas Seni Pertunjukan.
Dengan tambahan dua guru besar lanjut Rektor, ISI Yogyakarta semakin kuat berkiprah dalam dunia akademis yang berdampak kepada masyarakat. "Dampak dari jabatan akademik tertinggi ini akan dirasakan oleh mahasiswa, kampus, dan juga akan terekognisi juga secara internasional," tandasnya
Selanjutnya Guru Besar DKV, Prof. Dr. Prayanto Widyo Harsanto MSn menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Pendidikan Desain Komunikasi Visual di Era Kecerdasan Buatan: Antara Estetika dan Etika." tentang "disrupsi teknologi digital, khususnya teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang berkaitan dengan pendidikan Desain Komunikasi Visual (DKV).
Baca Juga: Prediksi PSIS Semarang vs PSS Sleman di Liga 2 Championship Pegadaian Pekan ke-6
"Pendidikan DKV merupakan disiplin ilmu yang mengajarkan cara menciptakan solusi visual yang efektif untuk menyampaikan pesan, informasi, dan ide kepada publik. Tujuannya mempersiapkan mahasiswa menjadi profesional yang siap berkontribusi pada berbagai sektor industri kreatif." tandasnya.
Sedang Guru Besar Pedalangan, Prof. Dr. Junaidi SKar MHum menyampaikan orasi ilmiah bertema "Wayang Kulit Purwa untuk Manusia Multiusia". Menciptakan format wayang kaper dan kidang kencanan selain wayang kulit purwa biasa/normal/padhalangan. Format pertunjukan dengan waktu pendek.
"Wayang kaper adalah miniatur wayang kulit purwa padhalangan. Wayang kidangkencanan (wayang tanggung) berukuran di antara wayang padhalangan dan kaper. Dari ketiga format wayang tersebut yang paling akrab dengan manusia multiusia adalah wayang padhalangan." ungkapnya. (Vin)