kampus

Teknik Vermikomposting, Integrasi Pengolahan Sampah di TPS 3R Sembuh Wetan Sidokarto

Jumat, 17 Oktober 2025 | 20:07 WIB
Tim pengabdian masyarakat dari UPN Veteran Yogyakarta melaksanakan program integrasi pengolahan sampah organik melalui teknik vermikomposting.

KRjogja.com - SLEMAN - Pengelolaan sampah organik masih menjadi tantangan besar di banyak desa, termasuk di wilayah Sembuh Wetan, Sidokarto, Godean. Timbunan sampah rumah tangga, terutama yang berasal dari sisa makanan dan bahan organik, seringkali hanya ditumpuk tanpa pengolahan lebih lanjut. Kondisi ini bukan hanya menimbulkan persoalan lingkungan, tetapi juga hilangnya peluang untuk mengubah sampah menjadi sumber daya yang lebih bermanfaat.

Melihat persoalan tersebut, tim pengabdian masyarakat dari UPN Veteran Yogyakarta melaksanakan program integrasi pengolahan sampah organik melalui teknik vermikomposting yang dihubungkan dengan praktik pertanian terpadu. Program ini dirancang tidak hanya untuk mengurangi volume sampah organik, tetapi juga menciptakan produk yang berguna bagi masyarakat. Dengan melibatkan warga, termasuk anak-anak Dusun Sembuh Wetan, kegiatan ini berusaha menanamkan kesadaran sejak dini tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mengelola sumber daya secara berkelanjutan.

Baca Juga: Dukung Penuh Raperda Pengelolaan Kebudayaan, FPAN Siap 'All Out'

Tahapan kegiatan dimulai dengan survey lapangan dan koordinasi bersama perangkat desa, Dukuh Sembuh Wetan, pihak Kelurahan Sidokarto, serta Ketua BUMKal Sidokarto. Proses koordinasi ini penting agar program yang dirancang dapat bersinergi dengan rencana pembangunan desa. Hasil diskusi menunjukkan adanya potensi besar di TPS 3R Sidokarto yang dapat dikembangkan menjadi pusat pengelolaan sampah sekaligus percontohan pertanian berkelanjutan.

Bak tersebut kemudian digunakan sebagai media untuk budidaya cacing tanah jenis Eisenia fetida. Sampah organik rumah tangga dipilah terlebih dahulu agar terpisah dari material anorganik. Selanjutnya, sampah organik difermentasi sebelum dimasukkan ke dalam bak sebagai pakan cacing. Kehadiran cacing mempercepat proses penguraian sekaligus menghasilkan kascing, yakni pupuk organik berkualitas tinggi yang sangat bermanfaat untuk menyuburkan tanaman. Inovasi sederhana ini membuktikan bahwa sampah sebenarnya dapat diolah kembali menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis.

Integrasi kegiatan tidak berhenti di sana. Pupuk organik hasil vermikomposting kemudian dimanfaatkan dalam praktik pertanian terpadu. Lahan kosong di sisi selatan gedung dan kantor TPS 3R yang sebelumnya tidak produktif disulap menjadi kebun yang subur. Setelah dilakukan pembersihan dan pengolahan tanah, sebanyak 110 bibit pepaya California dan 20 bibit kelengkeng Kristal ditanam secara serentak. Penanaman ini melibatkan tim KKN bersama masyarakat, terutama anak-anak Dusun Sembuh Wetan. Suasana gotong royong terasa hangat, sekaligus menjadi media edukasi bagi anak-anak tentang pentingnya menanam pohon dan menjaga kelestarian lingkungan.

Baca Juga: Patrick Kluivert Dipecat Siapa Penggantinya? Ini Daftar Calon Pelatih Timnas Indonesia

Sebagai pelengkap kegiatan fisik, penyuluhan juga diberikan kepada masyarakat. Materi disampaikan oleh Agus Bambang Irawan dan Agus Santoso, yang membahas mengenai teknik vermikomposting, manfaat kascing, serta penerapannya dalam sistem pertanian terpadu. Melalui penyuluhan ini, masyarakat tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru, tetapi juga dorongan untuk mengaplikasikan teknologi tepat guna ini dalam kehidupan sehari-hari. Antusiasme warga terlihat dari partisipasi aktif mereka dalam sesi tanya jawab maupun praktik lapangan.

Hasil dari seluruh rangkaian kegiatan ini terasa nyata. Pertama, volume sampah organik yang biasanya menumpuk kini dapat diolah menjadi pupuk yang bermanfaat. Kedua, lahan kosong yang semula terbengkalai berhasil diubah menjadi kebun pepaya dan kelengkeng yang produktif. Ketiga, keterlibatan masyarakat dan anak-anak menciptakan rasa memiliki terhadap program ini, sehingga peluang keberlanjutannya semakin besar. Tidak kalah penting, kegiatan ini membangun kapasitas masyarakat agar mampu mengelola sampah dan lahan pertanian secara mandiri.

Program ini juga menunjukkan bahwa prinsip ekonomi sirkular atau circular economy dapat diterapkan di tingkat desa. Limbah tidak lagi dipandang sebagai masalah, melainkan sebagai sumber daya yang bisa kembali dimanfaatkan. Dengan mengintegrasikan vermikomposting dan pertanian terpadu, desa dapat mengurangi dampak lingkungan, meningkatkan ketahanan pangan, sekaligus membuka peluang ekonomi baru dari hasil panen pepaya dan kelengkeng di masa depan.

Baca Juga: Pameran Warisan Budaya Nusantara Isi Hari Kebudayaan 2025

Ke depan, diharapkan TPS 3R Sembuh Wetan dapat menjadi model percontohan bagi wilayah lain dalam mengembangkan pengelolaan sampah organik berbasis masyarakat. Dengan fasilitas yang sudah tersedia, dukungan masyarakat, dan keterlibatan generasi muda, program ini berpotensi menjadi langkah nyata dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Melalui kerja sama antara perguruan tinggi, pemerintah desa, dan masyarakat, program pengabdian ini berhasil membuktikan bahwa solusi sederhana dapat memberikan dampak besar. Sampah yang dulu dianggap masalah, kini berubah menjadi berkah bagi lingkungan dan masyarakat.(*)

Tags

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB