Krjogja.com - SLEMAN - Tim pengabdian masyarakat dari LPPM UPN 'Veteran' Yogyakarta memberikan pendampingan kepada KWT Matahari di Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Klaten. Sejumlah poin penting hasil pengabdian ini di antaranya terkait kesadaran merek dan izin edar BBPOM.
Melalui siaran pers yang dikirimkan ke redaksi, Rabu (26/11/2025), Dosen Manajemen UPN 'Veteran' Yogyakarta, Dra Yekti Utami MSi mengatakan, KWT Matahari merupakan UKM yang memproduksi minuman herbal sejak pandemi Covid 19. Prospek usaha KWT ini dinilai positif karena etos kerja anggota sangat tinggi, dengan keterampilan produksi cukup baik.
"Hanya saja, penggunaan alat masih sederhana dan kurang layak karena berbahan plastik, serta menggunakan tungku dan bahan bakar kayu yang perapiannya kurang maksimal. Selain itu, kemasan produk juga masih butuh perbaikan," kata Yekti.
Diungkapkan Yekti, kemampuan produksi KWT Matahari cukup baik dan berkelanjutan, namun masih belum seimbang dengan permintaan pasar. Padahal, harga produk yang ditawarkan relatif lebih murah daripada milik pesaing.
"Dari hasil pendampingan, kami berikan masukan untuk menghitung ulang kalkulasi harga pokok produksi untuk menentukan harga jual, serta melakukan perbaikan kemasan," kata Yekti.
Guna mendukung keberlanjutan usaha, tim pengabdian masyarakat dari UPN 'Veteran' Yogyakarta memberikan penyuluhan dan praktik pendampingan terkait pemasaran digital berbasis media sosial Instagram, pendampingan teknis pengurusan izin edar dari BPOM, edukasi merek dagang, serta penyusunan pembukuan berbasis bank pada Agustus 2025, dengan diikuti seluruh anggota kelompok.
"Kami juga memberikan bantuan alat produksi seperti mesin parutan empon-empon, kompor serta wajan guna mendukung peningkatan kapasitas produksi," ucapnya.
Selain memproduksi minuman jamu tradisional dengan bahan baku kunyit dan jahe merah dalam bentuk serbuk dan cair, masyarakat Desa Jarum juga memiliki produk unggulan berupa batik tulis dan gerabah. KWT matahari selaku pengelolanya beranggotakan 24 orang. Saat ini, KWT Matahari telah memproduksi 11 varian minuman jamu tradisional dalam bentuk serbuk. Pemasaran produk dilakukan dengan sistem titip jual ke toko-toko serta dari mulut ke mulut. (Unt)