KRjogja.com - YOGYA - Universitas Gadjah Mada (UGM) membuka kemungkinan untuk memberikan keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa asal Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar), bagi yang keluarganya atau kampung halamannya terdampak banjir maupun longsor.
Menurut Sekretaris UGM, Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu, kebijakan ini difokuskan agar mahasiswa yang terdampak tetap bisa menjalani studi, terutama menjelang Ujian Akhir Semester (UAS). “Kemungkinan untuk itu (keringanan UKT) ada untuk kita lakukan karena minggu depan sudah akan masuk masa Ujian Akhir Semester,” ujarnya, saat ditemui wartawan di Gedung Pusat Balairung UGM, Kamis (4/12/2025).
Baca Juga: Matthijs de Ligt Menepi, MU Frustasi dan Tuai Hasil Seri
Lebih lanjut, Andi menjelaskan bahwa saat ini UGM telah melakukan pendataan melalui fakultas terhadap mahasiswa yang terdampak. Data ini akan menjadi dasar untuk menentukan apakah bantuan dapat diberikan, dan dalam bentuk apa, termasuk kemungkinan penyesuaian besaran UKT.
Selain itu, UGM juga mengidentifikasi bahwa dampak bencana tidak hanya menyasar mahasiswa, ada juga dosen dan tenaga kependidikan (tendik) yang keluarganya terdampak. Untuk itulah kampus berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk instansi terkait, untuk mencari solusi terbaik.
Baca Juga: Benarkah Mengonsumsi Alkohol dapat Menyehatkan Jantung? Begini Penjelasan Dokter dari Inggris
"Bahkan, tidak hanya mahasiswa, ada juga dosen, ada juga tendik yang ini. Tetapi, sampai sekarang update-nya belum kami terima. Tetapi, kami berupaya untuk mencarikan itu,” tambahnya.
Menurut pernyataan dari Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPKM) UGM, sedikitnya ada sekitar 1.800 anggota civitas akademika, mahasiswa, dosen, dan tendik, yang keluarganya terdampak bencana di Sumatra.
Baca Juga: Dennis Adhiswara: Film Dalam Sujudku Hadirkan Konflik Rumah Tangga
Di samping rencana keringanan UKT, UGM berkomitmen melalui unit respons bencananya, seperti Disaster Response Unit UGM (DERU) dan Rumah Sakit Akademik UGM, juga mengirim tim ke lokasi bencana, terutama ke Aceh, untuk membantu penanganan, serta memverifikasi kondisi terdampak.(*)