kampus

Fapet UGM Dorong Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Ekonomi Sirkular

Kamis, 11 Desember 2025 | 10:35 WIB
Workshop pengolahan sampah mandiri berbasis ekonomi sirkular di kampus Fapet UGM. (Devid Permana)

Krjogja.com - SLEMAN - Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (Fapet UGM) mendorong penguatan praktik pengelolaan sampah mandiri berbasis ekonomi sirkular melalui penyelenggaraan Workshop Pengolahan Sampah bertajuk 'Community-Driven Waste Management and Circular Economy in Yogyakarta' di Kampus Fapet UGM, Rabu (10/12/2025).

Kegiatan ini mempertemukan pemerintah desa, akademisi, dan praktisi untuk merumuskan solusi pengelolaan sampah yang lebih efektif dan berkelanjutan di tingkat masyarakat. Acara ini juga menjadi bagian dari program CircuLife-SLI 2025 yang berfokus pada pengelolaan sampah berbasis masyarakat dan ekonomi sirkular.

Baca Juga: Kasus HIV/AIDS di Salatiga 1.055 Kasus

Dekan Fapet UGM, Prof Budi Guntoro, dalam sambutannya menegaskan bahwa program pengelolaan sampah ini sejalan dengan tujuan Health Promoting University (HPU) UGM. "Kita prihatin melihat data sampah di Yogyakarta yang menunjukkan bahwa hanya sekitar 40 persen yang dapat diolah dan dikelola kembali," ujarnya.

Senada dengan pernyataan tersebut, Lurah Triharjo Sleman, Irawan SIP, menyampaikan bahwa pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab bersama. Namun, ia mengakui bahwa kesadaran masyarakat masih belum sepenuhnya terbentuk. "Di wilayah kami sudah diberlakukan sanksi. Kemarin, hanya satu orang warga Triharjo yang terbukti sengaja membuang sampah sembarangan, sementara empat lainnya berasal dari luar daerah," jelas Irawan.

Pada sesi pertama workshop, Lurah Panggungharjo, Ari Suryanto SE, memaparkan model pengelolaan sampah komunal melalui BUMDes, sebuah praktik baik yang kini menjadi rujukan nasional.

Baca Juga: Bisakah Short Trade Crypto di Indonesia?

Ia menjelaskan bahwa sejak 2013, Desa Panggungharjo membangun sistem pengelolaan sampah bertanggung jawab berbasis lima pilar, infrastruktur politik, infrastruktur sosial, infrastruktur ekonomi, infrastruktur teknologi, serta pewarisan pengetahuan melalui pendirian Pusat Pendidikan Pengelolaan Sampah Perkotaan.

"Sejak 2013, Desa Panggungharjo telah mampu mengolah sampah organik, residu, minyak jelantah, hingga rosok. Sistem pemilahan menjadi kunci utama keberhasilan desa ini," ujar Ari.

Adapun materi kedua disampaikan oleh dosen Fapet UGM, Dr Viagian Pastawan, yang menekankan pentingnya pengolahan limbah organik agar tidak mencemari lingkungan. Ia menjelaskan bahwa kandungan nitrogen berlebih dapat meresap ke tanah atau mencemari air permukaan. (Dev)

Tags

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB