KASUS pedofil di Indonesia cukup banyak jumlahnya, bahkan beberapa hari kemarin kembali terjadi pelacahan seksual oleh seorang guru terhadap puluhan muridnya. Sebenarnya apa ya yang memicu predator seksual tega melakukan hal keji itu?
Berkaca dari kasus pencabulan bocah di Bandung dengan guru les-nya, istilah pedofil kembali jadi sorotan. Beberapa orang berasumsi bahwa pedofil dipicu karena pelaku sudah "gila", sehingga berani menodai anak-anak.
Meluruskan anggapan itu, Psikolog Kassandra Putranto menyebutkan, sampai saat ini, seorang pedofil diasumsikan mengalami gangguan psikologi, yang memengaruhi kepribadian seseorang. Padahal pelaku mengalami kelainan biologis yang mengganggu fungsi otaknya.
"Pedofil menurut ahli dikategorikan kelainan pada otak. Biasanya IQ rendah, kurangnya white matter pada otak, sampai pelaku kekurangan testosteron," ujar Kassandra saat dihubungi Okezone.
Paling sering, sambung Kassandra, pelaku pedofil mengalami masalah pada otaknya. Gelombang saraf mereka terganggu, sehingga mengakibatkan peningkatan gairah seksual pada anak.
Sementara itu, pada orang normal saja ketika melihat sosok anak-anak spontan meningkatkan insting melindungi dan menyayangi. Nah, selain kelainan otak, masalah pengalaman traumatik bisa terjadi karena ketidakmampuan sosial.
Lebih lanjut, Kassandra menerangkan bahwa pedofil adalah penyuka seks anak. Dengan kata lain, mereka senang melihat anak-anak tanpa busana, bahkan seks anak-anak di bawah umur.