Perkawinan Sedarah, Seberapa Besar Bahayanya?

Photo Author
- Minggu, 18 November 2018 | 00:49 WIB

Pohon keluarga pada titik ini telah menjadi sangat campur aduk karena pernikahan sekerabat: ibunya adalah keponakan ayahnya dan neneknya juga bibinya.

Akibatnya, Charles menderita berbagai cacat dan cacat bawaan. Dia tidak bisa berbicara sampai dia berumur empat tahun, tidak dapat berjalan sampai dia berusia delapan tahun dan hampir tidak bisa mengunyah karena bentuk rahangnya.

Laporan otopsinya mengejutkan. Setelah kematiannya, Charles disebut tidak memiliki darah, jantungnya sebesar lada, paru-parunya berlubang, kepalanya penuh air, ususnya busuk dan berkelemayuh dan dia hanya memiliki satu testis yang sehitam batu bara.

Tentunya tidak semua ini dapat disalahkan pada perkawinan sekerabat. Kekurangan hormon hipofisis dan asidosis tubulus renalis distal dapat menjelaskan beberapa kondisi ini. Keduanya disebabkan oleh alel resesif. Namun, sangat jarang seseorang memiliki kedua alel resesif ini.

Perkawinan sedarah dalam hewan

Perkawinan sedarah demi mempertahankan status agung tak hanya digunakan manusia, tapi juga dikerahkan dalam pembiakan hewan.

Tikus yang digunakan dalam percobaan laboratorium sering dikawinkan secara sedarah, karena struktur genetik yang sama memungkinkan percobaan untuk diulang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Ramadan 2026 Sebentar Lagi Datang

Minggu, 19 Oktober 2025 | 12:30 WIB

Unik, Ijab Qobul di Atas Motor Kuna

Selasa, 24 Juni 2025 | 16:50 WIB
X