Nih, Pemicu Tingginya Perceraian di Pernikahan Remaja

Photo Author
- Jumat, 31 Agustus 2018 | 11:21 WIB

JAKARTA, KRJOGJA.com - Banyak pernikahan remaja tidak dibarengi dengan Ketahanan  keluarga. Padahal ketahanan keluarga  merupakan program penting yang harus dilakukan pemerintah bagi kesiapan remaja dalam membangun keluarga.

 

Akibatnya keluarga yang dibangun terlalu dini tersebut tidak memiliki ketahanan dan malah menjadi beban baik bagi masyarakat maupun pemerintah. Pernikahan anak dan pernikahan dini berpotensi untuk mengalami kegagalan dalam membangun keluarga. 

Data BPS (2010) menunjukkan bahwa kasus perceraian tertinggi menimpa kelompok usia 20 – 24 tahun dengan usia pernikahan belum genap lima tahun. 

Diduga, tingginya angka perceraian pada kelompok tersebut sebagai akibat pernikahan yang dilakukan pada usia muda sehingga belum siap dalam menjalani kehidupan berkeluarga.


Karena itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional melalui Direktorat Bina Ketahanan Remaja dan Direktorat Advokasi dan KIE yang bekerjasama dengan Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia IPB menyelenggarakan Diskusi Pakar/Ahli dan Pemangku Kepentingan tentang Kesiapan dan Perencanaan Berkeluarga bagi Remaja, yang dibuka oleh Plt. Kepala BKKBN, dr Sigit Priohutomo di Hotel Park Lane, Jakarta, pada Kamis (30/08/2018).

 

Dalam sambutan nya, Plt. Kepala BKKBN mengatakan Indeks tersebut dapat menjadi ukuran indikator kinerja Pembinaan Ketahanan Remaja dalam Renstra BKKBN 2020 – 2024, juga dapat digunakan sebagai bahan pengambilan kebijakan terkait upaya pencegahan perkawinan anak, perkawinan dini dan perkawinan paksa (indikator SDGs tujuan 3 dan 5).

 

Untuk selanjutnya, kata Sigit variabel dan indikator ini juga akan dikembangkan menjadi modul/materi dan aplikasi tentang Kesiapan dan Perencanaan Berkeluarga bagi Remaja. 

"Modul tersebut sebagai sumber informasi yang dapat diakses remaja agar mengetahui tentang aspek-aspek yang harus disiapkan sebelum pernikahan. Sedangkan Aplikasi Kesiapan dan Perencanaan Berkeluarga dirancang sebagai alat bantu pengukuran mandiri kesiapan menikah bagi remaja yang diimplementasikan pada platform media komunikasi yang banyak digunakan remaja," jelas Sigit.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Ramadan 2026 Sebentar Lagi Datang

Minggu, 19 Oktober 2025 | 12:30 WIB

Unik, Ijab Qobul di Atas Motor Kuna

Selasa, 24 Juni 2025 | 16:50 WIB
X