Penderita Autisme Punya Otak Cerdas, Ini Sebabnya

Photo Author
- Kamis, 12 April 2018 | 11:50 WIB

JAKARTA (KRjogja.com) - Anda mungkin salah satu dari sekian banyak orang yang percaya bahwa orang yang mengidap autisme biasanya pandai berhitung, menggunakan logika, atau menciptakan karya seni yang megah. 

Sebut saja Albert Einstein, Sir Isaac Newton, dan Mozart. Mereka adalah tokoh-tokoh bersejarah yang dipercaya sebagai orang genius. Namun, tahukah Anda bahwa ketiganya memiliki satu kesamaan, yaitu mengidap autisme? Dari banyak contoh lain, masyarakat pun akhirnya membangun kesimpulan bahwa orang dengan autisme biasanya cerdas dan sangat berbakat dalam suatu bidang tertentu.

Apa yang membedakan otak pengidap autisme dengan orang lain?

Autisme adalah sebuah spektrum yang menggambarkan berbagai jenis gangguan pada perkembangan otak. Karena cakupannya sangat luas, setiap orang yang mengidap autisme akan menunjukkan gejala yang berbeda-beda pula. Namun, pada kebanyakan kasus, gejala umum yang bisa diamati adalah kesulitan berkomunikasi, berinteraksi secara sosial, mengungkapkan emosi dan perasaan, serta memahami keadaan lingkungan sekitarnya. Biasanya gejala autisme sudah muncul sejak kecil dan hingga saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan autisme sepenuhnya.

Orang dengan autisme mengalami gangguan pada lobus frontal (bagian otak depan) dan posterior (bagian belakang otak). Seharusnya kedua bagian otak ini bekerja dengan selaras. Namun, pada otak orang dengan autisme, terdapat masalah koneksi pada bagian-bagian tertentu sehingga otak pun tak bisa bekerja secara sinkron.

Pola pikir orang dengan autisme

Karena adanya masalah koneksi pada bagian-bagian dalam otak, orang dengan autisme tentu memiliki cara berpikir dan mengolah informasi yang unik. Daya ingat mereka umumnya sangat baik dan jelas. Mereka bisa mengingat informasi atau kejadian lampau dengan sangat mendetail. Namun, mereka kesulitan untuk menghubungkan memori tersebut dengan emosi tertentu seperti sedih, senang, atau marah.

Emosi, perasaan, perilaku, dan kepribadian diatur oleh lobus frontal otak. Jika bagian ini terganggu, tentu fungsinya juga akan berkurang. Orang dengan autisme pun akan kesulitan untuk memahami serta mengendalikan emosi, perasaan, perilaku, dan kepribadian dirinya sendiri serta orang lain. Inilah yang menyebabkan beberapa orang dengan autisme susah berinteraksi dan membangun relasi yang kuat dengan orang lain. Mereka akan kesulitan mengartikan apakah ekspresi wajah yang Anda buat berarti Anda sedang bahagia atau kecewa. Mereka sendiri terkadang tak bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan dan apa penyebabnya. Maka, orang dengan autisme bisa saja tiba-tiba merajuk karena alasan tertentu. Mereka biasanya tidak menyukai perubahan dan hal-hal yang tak bisa diprediksi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Ramadan 2026 Sebentar Lagi Datang

Minggu, 19 Oktober 2025 | 12:30 WIB

Unik, Ijab Qobul di Atas Motor Kuna

Selasa, 24 Juni 2025 | 16:50 WIB
X