"Leadership generasi zilenia sekarang lebih dipengaruhi kaum ibu karena ayah sibuk di luar mencari nafkah. Padahal kehadiran ayah dibutuhkan di usia anak 0-12 tahun. Sementara di usia anak 12-18 tahun, kehadiran ayah sebagai teman," urai menteri, yang kemudian berinisiasi menelurkan program Gate saat mulai menjabat.
"Kehilangan sosok ayah, lumayan pengaruhnya. Karena itu, ini juga menjadi bagian dari tantangan transisi negara kita," ujar menteri, seraya mengingatkan pentingnya juga memberdayakan kaum lanjut usia (lansia) yang jumlahnya semakin meningkat seiring meningkatnya usia harapan hidup di Indonesia menjadi 74,1 tahun.
"Selama ini (terkait pemberdayaan lansia) negara belum hadir. Jika tidak diberdayakan akan menjadi masalah baru. Untuk itu, kami menghadirkan seolah lansia, di mana 2.882 siswa/i S1 hingga S3 sekolah lansia telah kami wisuda beberapa waktu lalu," tutur menteri. Program utama sekolah informal itu, menurut menteri, adalah 'healing' untuk menciptakan lansia yang bahagia, mandiri dan produktif.
Sementara menjawab pertanyaan adanya 71 ribu perempuan berkeinginan "childfree", menteri Wihaji hanya berujar bahwa fenomena itu tidak perlu terlalu diresahkan. "Saya meyakini kultur Indonesia beda. Itu hanya sebuah keinginan saja," ujarnya.
Pada bagian lain penjelasannya, menteri Wihaji juga mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menghitung seberapa efektif dan efisien Kemendukbangga/BKKBN membantu negara dalam hitungan kapital.
"Program kita sangat membantu negara dalam membangun program Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Berapa (nilainya) ketika ini terkendali, itu yang sedang kami hitung," urai menteri, yang melihat penanganan kependudukan dan pembangunan keluarga sangat berkaitan dengan investasi manusia.
"Ini kekuatan luar biasa. Dari sinilah (kependudukan dan pembangunan keluarga) negara akan ditata. Walau menata negara lumayan rumit, tapi bisa ditata, dan sudah bisa diketahui dari sekarang proyeksi kependudukan ke depan. Jadi, pembangunan itu semestinya harus berwawasan kependudukan," tandas menteri.(ati)