Diskusi Terbatas Outlook 2024, 'Wait and See' Tergantung Hasil Pemilu

Photo Author
- Jumat, 29 Desember 2023 | 06:59 WIB
Diskusi terbatas terkait Ekonomi di Tahun 2024 yang digelar di UWM Yogyakarta.
Diskusi terbatas terkait Ekonomi di Tahun 2024 yang digelar di UWM Yogyakarta.


KRjogja.com - YOGYA - Situasi ekonomi-politik sekarang sudah sangat jauh berbeda. Kekuasan dan kewenangan, di eksekutif, yudikatif, dan legislatif, diperebutkan karena sebagian motif ekonomi, bukan motif sosial atau panggilan nurani untuk pengabdian.

Jangka pendek di Tahun Politik 2024 masih tetap terjadi. Tidak ada perubahan drastis kecuali Presiden terpilih melakukan gerakan berani, out of the box, dan melakukan penegakan hukum secara tanpa pandang bulu, memberantas korupsi yang ada, serta menutup peluang korupsi yang bisa terjadi.

"Tidak mudah karena pada level pengambil kebijakan masih banyak yang menginginkan status quo. Dalam berbagai diskusi outlook ekonomi 2024, selalu dikedepankan perekonomian Indonesia dilihat dari indicator pertumbuhan ekonomi, akan banyak dipengaruhi situasi politik 2024, utamanya situasi Pemilihan Umum, baik untuk Pilpres maupun Pilleg pada 14 Februari 2024," tutur Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Prof Dr Edy Suandi Hamid MEC, Kamis (28/12/2023) di Ruang Sidang Kampus Terpadu UWM, Jalan Titi Bumi Selatan, Banyuraden, Gamping, Sleman.

Baca Juga: Arsenal Tumbang di Kandang dari West Ham, Biarkan Liverpool Mantap di Puncak Klaseman Premier League

Selaku Keynote Speaker Diskusi Terbatas Outlook Ekonomi Politik Sosial Hukum Budaya. Pertahanan dan Keamanan Indonesia 2024, Edy menyatakan para pelaku ekonomi, utamanya pemilik modal baik dari dalam maupun luar negeri, masih akan wait and see.

"Akan melihat siapa presiden terpilih, dan bagaimana kebijakan ekonomi yang ditempuh. Demikian pula parpol yang menang akan menjadi perhatian juga, walaupun pengaruhnya tidak sebesar presiden. Juga pelaksanaan pemilunya, apakah lancar, atau sebaliknya chaos, menjadi perhatian investor," tandas Edy yang membahas dari Perspektif Ekonomi Politik.

Hadir sebagai narasumber lainnya, Dosen FH UII, Ketua Komisi Yudisial (KY) 2013 - 2015, Dr Suparman Marzuki SH MSi (Perspektif Sosial Budaya), pakar teknologi informasi Dr Wing Wahyu Winarno (Perspektif Ekonomi Digital), Dosen FH UWM Dr Roni Sulistyanto L MH (Perspektif Hukum) dan Wakil Rektor 3 UWM Puji Qomariyah SSos MSi (Perspektif Budaya) dihadiri secara offline dosen di lingkungan UWM serta tamu undangan. Juga secara online melalui zoom yang diikuti instansi, mitra UWM. Dengan moderator Ronny Sugiantoro Viko (Wapemred KR).

Baca Juga: Mantan Lurah Caturtunggal Divonis 8 Tahun

"Investasi jelas sangat dibutuhkan mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun bukan variabel terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) atau pendapatan nasional Indonesia. Yang paling dominan justru permintaan domestic dan konsumsi rumah tangga. Dari total PDRB kita, rata-rata peran konsumsi rumah tangga (Crt) selalu di atas 50%. Tahun 2019 kontribusi Crt ini mencapai 56,63%, 2020 meningkat menjadi 57,65%, sebelum menurun menjadi 54,42% (2021) dan 51,87% (2022). Dengan pertumbuhan konsumsi yang mulai membaik pasca Covid-19, perannya diperkirakan meningkat lagi," ujarnya

Sementara Dr Suparman Marzuki mencermati demokrasi jelang Pemilu 2024 tergerus dengan beberapa kebijakan yang menciderai semangat demokrasi itu sendiri seperti putusan MK, pelumpuhan KPK, struktur birokrasi dengan pejabat titipan pemerintah, parpol yang tersandera karena kader yang menjabat menteri terindikasi korup, DPR menjadi lemah dan lainnya.

"Presiden Jokowi yang sebelumnya terpilih dari proses demokrasi justru saat ini terkesan mempertahankan keluasaan dengan gejala Autocratic legalisme yaitu mengunakan hukum (legal) untuk memperbesar, mengesahkan agenda kekuasaannya. Kehancuran ekonomi bisa kita benahi, namun kalau hukum hancur sulit dibenahi karena menyangkut trust (kepercayaan)," jelasnya.

Sedang Dr Wing Wahyu Winarno menambahkan politik di Indonesia unpredictable (tidak bisa diprediksi) dibmasa pertumbuhan teknologi digital yang pesat, masih banyak yang literasi digitalnya lemah dan dibingungkan dengan banyak informasi di medsos.

"Seiring kemajuan teknologi harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dengan terus memperkuat literasi digital," tandasnya.

Baca Juga: PSS Pakai SSA Saat Jamu Persikabo, ke Manahan Solo Saat Pakai Penonton

Pinjaman online (pinjol) sejauh ini cukup meresahkan karena banyak korban mahasiswa yang terjerat karena tuntutan gaya hidup hedonis, judi online, kejahatan mengikuti trend teknologi virtual.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB

Mau Spin Off, CIMB Niaga Siapkan Tiga Tahapan Ini

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:38 WIB

F30 Strategi Bisnis Baru CIMB Niaga

Kamis, 11 Desember 2025 | 18:52 WIB

Hingga 2025, Ada 146 Bank Telah DIlikuidasi LPS

Sabtu, 6 Desember 2025 | 18:00 WIB

Penyaluran BLT Kesra Sudah Mencapai 75 Persen

Jumat, 5 Desember 2025 | 19:05 WIB
X