KRjogja.com - YOGYA - Pertumbuhan ekonomi DIY pada awal 2024 masih melanjutkan tren pemulihan yang terus menguat. PDRB DIY triwulan I 2024 tumbuh sebesar 5,02%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 4,86% (yoy). Angka tersebut menjadikan pertumbuhan ekonomi DIY tertinggi di Pulau Jawa.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Ibrahim mengatakan beberapa faktor pendorong pertumbuhan tersebut antara lain permintaan masyarakat yang meningkat seiring aktivitas pada bulan Ramadan; pergeseran pemberian THR kepada ASN/TNI/Polri/Pensiunan yang cair pada triwulan I 2024 dari tahun sebelumnya yang dilakukan pada triwulan II 2023 dan pelaksanaan kegiatan rangkaian pemilu.
"Dari sisi supply, mayoritas Lapangan Usaha (LU) utama DIY mengalami pertumbuhan positif, seperti LU Industri Pengolahan, LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, serta LU Konstruksi. Pertumbuhan LU Industri Pengolahan sebesar 4,71% (yoy) didorong peningkatan permintaan masyarakat terhadap beberapa produk industri sehubungan dengan periode Ramadan," tutur Ibrahim di Yogyakarta, Selasa (7/5/2024).
Baca Juga: Stok Air Pertanian Cukup Sampai Musim Tanam II Padi
Ibrahim menyampaikan LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum tumbuh 12,58% (yoy) didorong kenaikan permintaan hotel seiring momen libur, cuti bersama dan pelaksanaan kampanye. LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum menjadi sumber pertumbuhan tertinggi pada triwulan I 2024.
"LU Konstruksi tumbuh 8,62% (yoy) meningkat sejalan dengan akselerasi pembangunan PSN Tol di DIY serta proyek daerah seperti revitalisasi jalan dan jembatan untuk mengakomodir kedatangan pemudik ke DIY. Namun, pertumbuhan yang lebih tinggi tertahan LU Pertanian yang masih mengalami kontraksi 9,51% (yoy) imbas mundurnya masa panen akibat El Nino," imbuhnya.
Dari sisi permintaan, Ibrahim menyatakan seluruh komponen mengalami pertumbuhan positif. Konsumsi Rumah Tangga mampu tumbuh 4,58% (yoy), didorong kebutuhan masyarakat yang meningkat dalam menghadapi puasa dan lebaran. Permintaan yang meningkat tersebut berupa sembako, pakaian, dan hampers.
"Kinerja investasi juga tumbuh positif baik investasi bangunan dari pembangunan PSN di wilayah DIY bagian selatan, maupun investasi non bangunan dari impor mesin dan realisasi Belanja Modal Aset Tidak Berwujud yang berasal dari APBD," kata Ibrahim.
Lebih lanjut, Ibrahim menyampaikan konsumsi pemerintah tumbuh signifikan sejalan dengan realisasi THR yang terjadi di triwulan I 2024, bergeser dari tahun sebelumnya di triwulan II 2024, serta belanja bantuan sosial APBD provinsi maupun kabupaten/kota yang meningkat tajam dibanding tahun lalu.
Kinerja ekspor dan impor DIY tumbuh membaik, sejalan dengan kinerja industri yang juga meningkat.
"Pertumbuhan ekonomi DIY pada 2024 diprakirakan akan melanjutkan pertumbuhan positif pada kisaran 4,8-5,6% (yoy)," tandasnya Ibrahim.
Menurutnya ada beberapa tantangan yang berasal dari perekonomian global maupun domestik perlu diantisipasi agar dapat mencapai ekonomi DIY yang berkualitas dan berkesinambungan, sehingga dapat mendorong kesejahteraan masyarakat.
Sinergi dan kolaborasi antara Pemerintah Daerah, Bank Indonesia, dan Instansi terkait lainnya akan terus diperkuat guna meningkatkan perekonomian DIY. (Ira)