Penetrasi Asuransi Di Indonesia Masih Kecil

Photo Author
- Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:40 WIB
Ketua Umum Perkumpulan Agen Asuransi Indonesia (PAAI)   Muhammad Idaham dalam acara konferensi pers tentang perayaan HUT ke-8 PAAI, di Jakarta, Kamis (10/10).  (Ida Lumogga)
Ketua Umum Perkumpulan Agen Asuransi Indonesia (PAAI) Muhammad Idaham dalam acara konferensi pers tentang perayaan HUT ke-8 PAAI, di Jakarta, Kamis (10/10). (Ida Lumogga)


Krjogja.com - Jakarta - Ketua Umum Perkumpulan Agen Asuransi Indonesia (PAAI) Muhammad Idaham memgatakan, penetrasi asuransi di Indonesia masih sangat rendah yakni sekitar persen dengan jumlah pemegang polis mencapai 81 juta orang.

“Angka ini memang masih sangat rendah bila dibandingkan dengan jumlah populasi penduduk di Indonesia,” kata Ketua Umum Perkumpulan Agen Asuransi Indonesia (PAAI) Muhammad Idaham dalam acara konferensi pers tentang perayaan HUT ke-8 PAAI, di Jakarta, Kamis (10/10).

Untuk meningkatkan penetrasi tersebut, agen asuransi memiliki peran penting dalam memberikan edukasi dan membantu nasabah memilih jenis asuransi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Baca Juga: Alitura Hadirkan 100 Persen Pupuk Organik, Ini Tujuannya

Selain itu, jumlah agen di Indonesia masih jauh dari cukup. Pada tahun 2022 mencapai 600 ribu agen dan pada tahun 2023 menjadi 500 ribu atau turun sekitar 100 ribu agen.

“Indonesia adalah negara dengan populasi yang besar, dan masih banyak masyarakat usia produktif yang belum terjangkau oleh perlindungan asuransi. Karena itu, peningkatan jumlah agen, serta kualitas mereka, sangat diperlukan. Karena fungsi agen asuransi itu tidak hanya sekadar menjual produk, tetapi juga sebagai advisor yang memberikan pendapat dan panduan kepada nasabah, agar mereka mendapatkan perlindungan yang tepat,” ungkap Idaham.

Sementara itu, Ketua Panitia HUT PAAI ke-8, Herold CFP mengatakan, dalam perayaan HUT ke-8 PAAI, agen asuransi masih menghadapi tantangan besar.

Baca Juga: Jelang Pilkada, Bawaslu Gelar Sosialisasi Pengawasan Konten Internet Siber

Menurutnya ada dua tantangan utama, yaitu praktik poaching atau perekrutan agen secara tidak sehat, dan repricing atau penyesuaian premi akibat inflasi biaya medis. Selain itu, kualitas agen di Indonesia juga masih belum seragam.

“Praktik poaching di mana agen pindah perusahaan karena tawaran kompensasi yang lebih tinggi berpotensi menciptakan ketidakstabilan di industri dan menghambat perkembangan agen secara berkelanjutan. Soal kualitas, banyak agen asuransi yang belum memenuhi standar kualitas dalam pengetahuan produk, etika pelayanan, dan kemampuan berkomunikasi,” paparnya.

Tantangan lain yang dihadapi adalah inflasi biaya medis, yang menyebabkan kenaikan premi asuransi kesehatan. Biaya medis yang semakin mahal, perkembangan teknologi rumah sakit, serta kenaikan harga obat membuat perusahaan asuransi harus menyesuaikan premi.

Baca Juga: Teliti Penerapan Analisa Bisnis UKM,Dosen Vokasi STIPRAM Raih Pendanaan KEMENDIKBUDRISTEK

Selain itu, over-utilization di beberapa rumah sakit, di mana tindakan medis yang sebenarnya tidak perlu dilakukan, juga menambah beban biaya medis. Ini berdampak pada peningkatan rasio klaim yang signifikan di perusahaan asuransi, sehingga premi harus disesuaikan.

“Ini tentu mempengaruhi daya beli dan minat masyarakat terhadap produk asuransi, dan agen harus mampu menjelaskan penyesuaian ini dengan bijak kepada nasabah,” kata Herold.

Dikatakan, HUT ke-8 PAAI, tema yang diangkat adalah Agen Asuransi, Profesi Bermartabat, masih banyak pandangan negatif terhadap profesi agen asuransi, yang sering kali dianggap sebelah mata.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB

Mau Spin Off, CIMB Niaga Siapkan Tiga Tahapan Ini

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:38 WIB

F30 Strategi Bisnis Baru CIMB Niaga

Kamis, 11 Desember 2025 | 18:52 WIB

Hingga 2025, Ada 146 Bank Telah DIlikuidasi LPS

Sabtu, 6 Desember 2025 | 18:00 WIB

Penyaluran BLT Kesra Sudah Mencapai 75 Persen

Jumat, 5 Desember 2025 | 19:05 WIB
X