Lewat Desa Wisata, BI DIY Dorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif

Photo Author
- Minggu, 26 Oktober 2025 | 19:40 WIB
Kawasan Desa Wisata Ramang-Ramang, Maros, Sulsel (Fira Nurfiani)
Kawasan Desa Wisata Ramang-Ramang, Maros, Sulsel (Fira Nurfiani)

Krjogja.com - MAKASSAR – Bank Indonesia (BI) DIY terus memperkuat kiprahnya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang inklusif, salah satunya melalui pengembangan desa wisata. Upaya ini diwujudkan lewat kegiatan Capacity Building Wartawan DIY dan Kunjungan Desa Wisata bertajuk “Kiprah Bank Indonesia dalam Pertumbuhan Ekonomi Daerah” di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulse), pada 22–24 Oktober 2025.

Kegiatan yang diikuti sejumlah wartawan dan pengelola desa wisata DIY tersebut menghadirkan beragam materi mengenai peran BI dalam mendukung penguatan ekonomi daerah, khususnya dari sektor pariwisata. Dua narasumber utama hadir, yakni Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulsel, Muhammad Arafah, serta Ekonom Senior Kantor Perwakilan BI Sulsel, Deded Tuwanda. Selain sesi diskusi, peserta juga diajak meninjau Desa Wisata Ramang-Ramang dan Taman Arkeologi Leang-Leang di Kabupaten Maros.

Baca Juga: Mainan Edukatif Buatan Bantul Berani Bersaing Dengan Buatan Luar Negeri

Plt Kepala Unit Kehumasan BI DIY, Maya Mulyawati, menjelaskan Makassar dipilih sebagai lokasi kegiatan karena memiliki peran strategis dalam jaringan ekonomi nasional. Dengan dukungan pelabuhan internasional, infrastruktur logistik yang kuat, serta kekayaan budaya dan kuliner, Makassar menjadi contoh daerah yang mampu memadukan potensi lokal dengan penguatan ekonomi daerah.

“Makassar bukan hanya gerbang Indonesia Timur, tetapi juga simpul penting dalam rantai ekonomi nasional. Potensi pariwisata, sejarah, dan budaya lokalnya sangat besar. Melalui kegiatan ini, kami ingin berbagi informasi dan memperkuat sinergi antarwilayah, terutama antara BI dan pemerintah daerah dalam menjaga ketahanan ekonomi melalui pariwisata,” ujar Maya saat membuka kegiatan di Hotel Rinra Makassar, Rabu (22/10) malam.

Maya menambahkan, kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen BI DIY untuk bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk media dan pengelola desa wisata, dalam mendorong pengembangan ekonomi daerah. Ia menilai, desa wisata memiliki peran strategis dalam menggerakkan ekonomi lokal karena mampu memanfaatkan potensi alam, budaya, dan kreativitas masyarakat.

Baca Juga: Membangun Kerukunan Melalui Penguatan Moderasi Beragama di Sekolah

“Potensi desa wisata harus dikembangkan secara berkelanjutan. Media memiliki peran penting dalam menyebarluaskan informasi positif, membangun citra destinasi, serta mendorong partisipasi publik. Kami percaya pariwisata berdaya dorong besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah,” terangnya.

Sementara itu, Ekonom Senior BI Sulsel, Deded Tuwanda, mengungkapkan investasi di sektor riil, seperti desa wisata, dapat memberi efek ganda terhadap perekonomian. Menurutnya, pengembangan sektor ini tidak hanya membuka lapangan kerja baru, tetapi juga meningkatkan pendapatan masyarakat dan memperkuat struktur ekonomi daerah.

“Kalau investor asing masuk ke sektor riil, modalnya tidak mudah keluar seperti di pasar keuangan. Itu bagus karena berdampak positif terhadap nilai tukar rupiah dan stabilitas ekonomi,” jelasnya.

Deded juga menyoroti pentingnya strategi investment project ready to offer atau penyiapan proyek investasi siap tawar sebagai cara menarik minat investor. Langkah ini memungkinkan daerah untuk menawarkan potensi investasi secara konkret dan terukur kepada calon penanam modal, baik dari dalam maupun luar negeri.

“Sulawesi Selatan punya banyak destinasi unggulan. Masing-masing desa wisata memiliki karakter dan daya tarik sendiri. Dengan penyiapan proyek yang matang, investor akan lebih yakin menanamkan modalnya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Deded menegaskan bahwa pembangunan ekonomi daerah tidak bisa hanya bergantung pada anggaran pemerintah. Diperlukan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat agar pertumbuhan ekonomi dapat berjalan berkelanjutan.

“APBD dan APBN penting, tapi tidak cukup. Investasi di sektor riil menjadi penggerak utama ekonomi daerah. Karena itu, BI bersama pemerintah daerah terus menyiapkan proyek-proyek yang layak jual untuk menarik investor,” katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB

Mau Spin Off, CIMB Niaga Siapkan Tiga Tahapan Ini

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:38 WIB

F30 Strategi Bisnis Baru CIMB Niaga

Kamis, 11 Desember 2025 | 18:52 WIB

Hingga 2025, Ada 146 Bank Telah DIlikuidasi LPS

Sabtu, 6 Desember 2025 | 18:00 WIB

Penyaluran BLT Kesra Sudah Mencapai 75 Persen

Jumat, 5 Desember 2025 | 19:05 WIB
X